LAPORAN
PENELITIAN
PENINGKATAN
KREATIFITAS ANAK
DENGAN
KEGIATAN MELIPAT MELALUI MEDIA KERTAS WARNA
KELOMPOK
B TK AISYIYAH SUKA MULYA 07
TAHUN
PELAJARAN 2014-2015
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas
Pemantapan
Kemampuan Professional (PAUD 4501)
Program
Strata 1 FKIP Universitas Terbuka
Oleh :
Nama : SRI NAWARTI AYAMI
NIM : 823 547 6969
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH JAKARTA
POKJAR BABAD SARI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Nama : SRI NAWARTI AYAMI
NIM : 823 547 6969
Program Studi : SI PAUD
Lokasi Penelitian : TK Aisyiyah Gentong Kec. Demak Kab. Sabda
Waktu Pelaksanaan PTK
Siklus I : tanggal 17 Oktober –
25 Oktober 2014
Siklus II : tanggal 7 November – 15
November 2014
Masalah yang menjadi
fokus perbaikan pembelajaran :
“Peningkatan Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan Melipat
Melalui Media Kertas Warna Kelompok B TK Aisyiyah Genting 02”
Gentongan,
29 November 2014
Kepala TK Aisyiyah Gentong
02 Mahasiswa/
Peneliti
RINAH SRI Nawarti Ayami
NIP. NIM. 823 547 6969
Supervisor 1
Dra.
Lejkan, M.Pd
NIP.
1965 04211950211009
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Saya
ucapkan alhamdulillahi robbil’alamin,
atas segala limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PAUD 4501)
pada Program SI PAUD yang berjudul “Peningkatan
Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna
Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02”
Saya menyadari tanpa bantuan dari
berbagai pihak laporan ini tidak mungkin dapat terwujud. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1.
Orang tua, suami dan anakku tercinta
2.
Rekan- rekan Guru di TK Aisyiyah Gentong
3.
Teman sejawat yang telah membantu hingga
selesainya penulisan ini.
4.
Rekan-rekan seperjuangan Pokjar Jakarta
5.
Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan
Sebagai manusia biasa,
saya menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak,
agar laporan ini menjadi sebuah karya yang berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Tidak lupa saya
sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah
mendukung dan membantu penyelesaian laporan ini.
Gentongan,
April
2015
Penulis
Sri
Nawarti Ayami
NIM.
823 5480696969
SISTEMATIKA
PENULISAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN
A.
Subyek Penelitian
B.
Prosedur Pelaksanaan
C.
Deskripsi persiklus
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
B.
Pembahasan
BAB IV PENUTUP
A.
SIMPULAN
B.
SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................ .....……….................................. …….i
Halaman Pengesahan ……......…………............................................ .........……..ii
Kata Pengantar................................ .………..................... ................…......….....iii
Sistematika Penulisan......................................................... ....................................iv
Daftar Isi............................................................ ........………….....................…...v
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... ..............…2
C. Tujuan Penelitian……....................................... …............................... 2
D. Manfaat Penelitian............................................................................ …2
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A. Melipat ……………..………........................................................... …4
B. Kreativitas............................................................................................. 5
C. Pengembangan Kreativitas............... …................................ ….......... 7
BAB
III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ……………….....…….......…................…............ 9
B. Deskripsi Per Siklus …….....……………………….......................... 10
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …............................................................ …........ …17
B. Pembahasan ................................................... …... ….................. …..20
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
.......…..………….............................................................. 23
B. Saran
.................…………..................................................................24
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mengacu pada undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Paud jalur formal adalah
pendidikan yang terstruktur sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak
berusia 4-6 tahun yang dilaksanakan melalui taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal
dan bentuk lain yang sederajat.
Setiap anak usia 4-6 tahun sangat perlu
untuk mendapatkan pelayanan yang sangat penting karena pada masa ini adalah
masa keemasan bagi anak bahkan integrensinya ditentukan pada masa keemasan tersebut untuk itu perlu diperhatikan yang khusus (Kartini – Kartono th 1990:20).
Berhasil atau tidaknya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai terletak pada bagaimana proses belajar mengajar
yang dialami oleh anak serta guru dalam menerapkan metode yang cocok, sehingga
ada peningkatan-peningkatan dan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan serta sikap, untuk itu guru harus mempunyai strategi dan
cara-cara dalam memfasilitasi perkembangan dalam belajar anak TK.
Pada pembelajaran dikatakan mencapai
hasil yang diharapkan apabila anak mampu menguasai materi yang disampaikan oleh
guru sesuai tujuan yang hendak dicapai, akan tetapi penelitian menyadari bahwa
pada kegiatan melipat belum berhasil. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
kemampuan anak dalam kegiatan. Contoh : di TK Aisyiyah Gentong 02 kelompok B
dari 19 anak yang bisa melipat hanya 4 anak.
Banyak media bermain di PAUD diantaranya
bermain puzzel, bermain warna, bermain dengan alat musik dan termasuk melipat dan
lain-lainnya. Yang itu termasuk
individual maupun kelompok yang membutuhkan dorongan dari keluarga sehingga
anak dapat belajar sama dengan teman lain, tidak mementingkan diri sendiri.
Pada usia prasekolah sangat diperlukan kesiapan latihan untuk memasuki jenjang
pendidikan masuk SD, maka Taman Kanak-Kanak banyak menarik perhatian masyarakat
di jaman sekarang ini.
TK Aisyiyah Genting merupakan tempat
pendidikan anak usia dini yang sangat memperhatikan kegiatan bermain dan juga
tentang memacu kreatifitas kegiatan yang peneliti maksud adalah melipat dengan
kertas. Anak diharapkan akan lebih kreativ, lebih disiplin dalam kegiatan
sehari-hari yaitu anak mempunyai kreatifitas yang tinggi, anak mempunyai rasa
ingin tahu yang besar sehingga akan berkreasi secara optimal.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah
dilakukan observasi di TK Aisyiyah Gentong 02 maka peneliti akan berfokus pada Peningkatan Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan Melipat
Melalui Media Kertas Warna Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
penelitian selama ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah dengan melipat
dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B pada TK Aisyiyah Gentong 02.
-
Mendeskripsikan kreatifitas anak melalui
ketrampilan melipat.
-
Mengetahui dampak dengan alat peraga dan
penerapan metode melipat di kelompok B pada TK Aisyiyah Gentong 02 tahun
pembelajaran pelajaran 2014 – 2015.
D. MANFAAT PENELITIAN
Perbaikan
diharapkan bermanfaat bagi :
- Bagi anak didik
a.
Agar
anak dapat meningkatkan kreatifitasnya.
b.
Memberi motivasi pada anak terhadap
kegiatan melipat.
b. Bagi
guru
a.
Memberi masukan terhadap kualitas pembelajaran
melipat.
b.
Untuk memperbaiki pembelajaran yang yang
dikelolanya
c.
Dengan melakukan penelitian guru dapat
berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c.
Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi
sekolah untuk meningkatkan keterampilan melipat.
d.
Bagi orang
tua / masyarakat
a.
Perkembangan motorik halus anak dapat
diketahui oleh orang tua.
b.
Keterampilan melipat dapat menambah
wawasan masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
MELIPAT
Menurut Bambang Sujiono dkk (2009 :
1-14). Motorik halus dapat diartikan gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dilakukan oleh otot-otot kecil seperti
ketrampilan menggunakan jari - jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan
yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan koordinasi
mata dan tangan yang cermat.
Menurut Patty Smith Hill (2009:1.7)
memperkenalkan sebuah masa di taman kanak-kanak dengan bebas mengeksplorasikan
benda-benda serta alat-alat bermain yang ada di lingkungan serta melaksanakan
ide-ide mereka sendiri. Bredcamp & Copple (2008:5-8) mengemukakan bahwa
proses belajar anak bukan hanya lingkungan fisik, tetapi juga lingkungan yang
nyaman dan media yang baru yang belum sering dijumpai oleh anak tersebut.
(Khafidhoh. 2013) Kecerdasan anak berbeda-beda oleh karena itu jika anak belum
dapat menguasai kemampuan yang akan dicapai, maka seorang melakukan penelitian.
Kemampuan daya cipta anak sangat luar
biasa, satu diantaranya adalah melipat, melalui kegiatan ini anak dapat
mengembangkan seni lipat, kemampuan motorik halus berolah tangan dan daya
imajinasi anak.
Organisasi ini sering dikenal dengan
nama seni melipat, melipat kertas merupakan kegiatan yang menyenangkan anak,
orang tua dan para remaja juga menyukai kegiatan ini, hal ini membuat origami
sebagai salah satu seni kerajinan tangan mampu berkembang dengan cepat di
dunia.
Selain menyenangkan kegiatan ini
memiliki banyak manfaat lain, diantaranya dapat membuat anak menjadi kreatif
dan teliti, origami memang membutuhkan ketelitian yang tinggi, semakin teliti
maka akan semakin unik hasilnya. Kertas merupakan benda yang dekat dengan anak
dan sering dijumpai dimana-mana, ketika anak beradaptasi dengan lingkungannya,
merupakan media yang cocok jika digunakan untuk mengasah bakat, imajinasi,
ketrampilan serta kreativitas anak. Selain
mudah ditemukan kertas juga murah harganya, jenisnya bermacam-macam warna
sangat menarik anak. Beberapa macam
kegiatan yang bisa dikerjakan anak melalui ketrampilan melipat kertas
diantaranya :
1.
Merobek Koran menjadi potongan-potongan
kecil (dapat digunakan membuat mozaik kertas) anak hanya dilatih untuk memegang
kertas dan menarik serta anak anak diajak untuk merasakan gerakan di telapak
tangan dan jari-jari.
2.
Robek koran menjadi potongan-potongan
panjang (biarkan anak untuk merobek kertas dan masih berbentuk potongan yang
panjang) anak diminta untuk mulai mengontrol tangan maupun jari-jari.
3.
Rekatkan potongan kertas panjang menjadi
bentuk yang bagus, misalnya ranati yang berbentuk gabungan dari clilin atau
tali kertas yang panjang (dengan mengelim ujung-ujungnya).
4.
Ajarkan anak untuk melipat kertas
menjadi 2 bagian yang sama, perhatikan ujung-ujungnya saat melipat usahakan
anak menggabungkan ujung-ujung dengan baik.
5.
Melipat kertas menjadi 3 bagian tahap terampil
dari dalam membagi kertas dan melipat, awalnya bisa dengan bantuan penggaris
atau karton. Pendidikan keterampilan (rast for kid bisa disampaikan pada anak
usia dini) yaitu untuk mengukur terbentuknya pribadi-pribadi yang kreativ dan
memberikan alternativ dan bermanfaat bagi siswa.
B.
KREATIFITAS
1.
Pengertian
Kreativitas
Menurut Utami Munandar (1993:42)
menjelaskan kreatifitas dengan beberapa kesimpulan para ahli, pertama
kreatifitas adalah kemampuan anak membuat kombinasi baru berdasarkan data,
informasi atau unsur-unsur yang ada. Kedua kreatifitas adalah kemampuan anak
berdasarkan data atau informasi yang tersedia yang menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap masalah, dimana penekanan pada kreatifitas keragaman dan
ketepat gunaan jawaban. Ketiga secara operasional kreatifitas dapat dirumuskan
sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran keluwesan (memperkaya, merinci,
mengembangkan suatu gagasan).
Dari pendapat di atas dapat disampaikan
bahwa kreatifitas adalah kemampuan anak untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada dalam perubahan tingkah
laku yang dinyatakan dalam bentuk penggunaan, penguasaan, dan penelitian
terhadap sikap niali-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar.
Pada dasarnya semua anak kreatif, orang
tua dan guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan
seluruh potensi kreatifnya. Didalam pendidikan anak usia dini orang tua dan
guru bukanlah pengajar, orang tua dan guru diharapkan member stimulasi pada
anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak.
2.
Ciri-Ciri
Kreativitas
Guiltora dalam Sihudi Darma (2001:3)
dalam analisis menemukan ada 5 faktor yaitu : pertama kelancaran kemampuan untuk
memproduksi gagasan, kedua keluwesan yaitu untuk mengajukan kemampuan
bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan terhdap masalah, ketiga keaslian
yaitu kemampuan anak melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri,
keempat penguraian yaitu : kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara tertulis,
kelima perumusan kembali yaitu kemampuan untuk menguji, melatih, kembali suatu
masalah melalui cara, dan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.
Stimulasi dapat diberikan dengan cara
memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif, biarkan anak melakukan
dengan bebas, memegang, menggambar, membentuk dengan caranya sendiri. Bebaskan
daya kreatif anak dengan cara menuangkan imajinasinya, ketika anak dapat
menghasilkan ide-ide yang inovativ dan meningkatkan kemampuan dalam mengingat
sesuatu.
C.
PENGEMBANGAN
KREATIFITAS
Meningkatkan pengembangan
kreatifitas sejak dini, tinjauan dan penelitian tentang proses kreatifitas,
kondisi-kondisinya, cara-cara yang dapat untuk memupuk, merangsang dan
mengembangkan menjadi sangat ada beberapa alasan mengapa kreatifitas begitu
bermakna dalam hidup dan perlu sejak dini dalam diri anak didik yaitu :
1.
karena dengan berkreasi orang dapat
mewujudkan dirinya yang merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tinggi dalam
hidup manusia (Maslow dalam Kunandar, 1993.:33) kreatifitas merupakan
manivestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
2.
Kreatifitas atau berfikir kreatif
sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
terhadap masalah (Build Ford dalam Munandar, 1999:31).
3.
Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya
bermanfaat bagi pribadi dan lingkungan, tetapi juga member kepuasan kepada
individu (Brondi dalam Munandar, 1993:31).
4.
Kreatifitas memungkinkan akan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya.
Dalam era pembangunan ini kesejahteraan
dan kejayaan masyarakat dan Negara tergantung pada sumbangan pada kreativ,
berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru untuk menemukan
atau mencapai hal tersebut di atas perlu sikap pemikiran dan perilaku yang
kreatif di pupuk sejak dini.
Beberapa upaya pengembangan
kreatifitas banyak di lakukan Muanndar (1992:69) menjelaskan upaya pengembangan
kreatifitas yang dapat dilakukan guru kelas yaitu :
- Guru menghargai kreatifitas.
- Guru bersifat terbuka terhadap gagasan baru.
- Guru dapat mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual
- Guru bersifat menerima dan menunjang anak.
- Guru menyediakan pengalaman belajar yang berdiferensiasi.
- Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak merasa ragu tetapi pihak lain guru harus cukup luas sehingga tidak menghambat pemikiran sikap dan perilaku kreatif anak.
- Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pelajaran sendiri atau kelompok.
- Guru tidak bersifat sebagai tokoh yang paling tahu tetapi menyadari keterbatasannya sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kreatifitas perlu dilakukan sejak dini dengan cara memupuk atau merangsang dan
mengembangkan kreatifitas yang tampak.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Subyek Penelitian
1. Lokasi
Nama
TK
|
:
|
TK
Aisyiyah Gentong
|
Alamat
|
:
|
Kecamatan Demak
Kabupaten Babakan
|
Kelompok
|
:
|
B
|
Tema
|
:
|
Pekerjaan
|
Kompetensi
Dasar
|
:
|
Anak
Mampu Melakukan Kreatifitas Fisik Secara terkoordinasi dalam rangka persiapan
untuk menulis masal, kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan, serta melatih
keberanian.
|
Hasil
Belajar
|
:
|
Dapat menggerakkan
jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi.
|
Indikator
|
:
|
Meniru melipat kertas
sederhana (1-6 lipatan)
|
Semester
|
:
|
I
|
2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus yang
terdiri dari siklus I dan II, masing-masing waktu penelitian ada 5 hari, dengan
waktu pelaksanaan sebagai berikut :
a.
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 23
Pebruari 2015 sampai dengan Jum’at 27 Pebruari 2015.
b.
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 27
Pebruari 2015 sampai dengan Jum’at, 6
Maret 2014.
3.
Tema
a.
Siklus I : Pekerjaan
b.
Siklus II : Pekerjaan
4.
Kelompok
Penelitian dilaksanakan pada anak kelompok B TK Aisyiyah Genting.
5.
Karakteristik anak kelompok B TK
Aisyiyah Genting.
a.
Anak usia 4-6 tahun adalah masa peka,
usia emas. Pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat.
b.
Anak usia 4-6 tahun suka menanyakan
hal-hal yang baru dilihat, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar.
B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus masing-masing terdiri dari
4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
- Siklus I
a)
Perencanaan
1)
Rencana
Penelitian ini dilakukan peneliti diawali dengan
melakukan kegiatan belajar pada tahap sebelum tindakan perbaikan, setelah itu
penelitian mengetahui tingkat penguasaan materi, memberikan alasan tidak
berhasil karena hanya 4 anak yang mendapatkan nilai baik dari 19 anak.
Dengan menganalisa hasil
nilai yang dicapai yang mencapai ketuntasan, maka peneliti merancang perbaikan
pembelajaran yaitu dengan :
a.
Merancang sebuah rencana pembelajaran.
b.
Merumuskan tujuan perbaikan
pembelajaran.
c.
Menyiapkan tujuan pembelajaran
d.
Menyiapkan lembar pengamatan
e.
Menyiapkan kertas lipat.
2)
Tindakan Perbaikan
Agar pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada materi
melipat pesawat dapat berjalan baik, maka perbaikan pembalajaran dilaksanakan
dengan menggunakan contoh-contoh lipatan yang menggunakan metode yang berulang-ulang.
3) Langkah-langkah Perbaikan
Langkah-langkah
perbaikan yang dilaksanakan dalam memberikan saran serta disertai alas an yaitu
:
a.
Guru menjelaskan materi pelajaran dengan
contoh lipatan.
b.
Guru memberikan tugas perorangan untuk
lipat kertas menjadi bentuk segitiga dan membalik kemudian melipat ke luar
ujung-ujung sisi segitiga ke atas agar menjadi sayap pesawat.
c.
Guru menunjukkan kertas lipatan yang
sudah jadi dan kemudian siswa disuruh membuat lipatan.
d.
Mengadakan tanya jawab tentang materi yang baru saja diberikan/diterangkan
yang belum jelas.
e.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.
f.
Siswa mendiskusikan kertas lipatan
secara kelompok.
g.
Pemberian tugas tindak lanjut.
b)
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran jarang dilakukan dengan
tahapan.
1.
Guru mempersiapkan sesuatu demi
keberhasilan pembelajaran.
2.
Guru melaksanakan apresiasi dengan
mengadakan tanya jawab tentang materi yang lau atau materi yang mau menuju
materi yang akan disampaikan.
3.
Diadakan kegiatan inti materi dilakukan
dengan menerangkan metode.
Pemberian tugas dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a.
Sebelum latihan dilaksanakan penelitian
membangkitkan motivasi belajar pada anak-anak supaya anak merasa senang.
b.
Peneliti memberikan secara bertahap :
yaitu dimulai dari ringan kemudian menuju tahap yang sulit.
c.
Sebelum anak berlatih membuat lipatan,
peneliti mengulang-ulang lipatan yang sulit bagi anak.
d.
Bagian yang dinggap sulit guru
membimbing secara individu.
e.
Perbedaan individu anak hendaknya
diperhatikan karena intergensinya tidak sama.
f.
Didalam kegiatan akhir peneliti
mengadakan pengamatan untuk melihat sejauh mana materi yang diberikan dapat
dikuasai oleh anak.
a.
Pengamatan
Pada
waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan, pembelajaran diadakan pengamatan baik
oleh peneliti sebagai guru maupun oleh teman sejawat. Adapun yang diamati adalah :
1.
Anak
1.
Perhatian anak terhadap penjelasan guru.
2.
Tanggapan anak terhadap materi yang
sedang dijelaskan.
3.
Tanya jawab dan diskusi kelasikal
4.
Pelaksanaan praktek melipat.
2.
Guru
a)
Penjelasan guru
b)
Penyampaian tujuan perbaikan
pembelajaran
c)
Pemberian motivasi terhadap anak
d)
Pemberian materi latihan
e)
Penggunaan alat peraga
f)
Penggunaan metode
g)
Pemberian penguatan tentang materi
h)
Analisa nilai pemberian nilai
i)
Pelaksanaan tindak lanjut
b. Refleksi
Setelah melakukan tindakan pembelajaran pada siklus
I, hasil tes observasi maupun pengamatan belum mencapai tingkat ketuntasan
secara klasikal karena dari 19 anak yang mendapat nilai B, baru 8 anak. Hasil
renungan peneliti yang dibantu teman sejawat, kemudian membuat refleksi mengapa
belum berhasil perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I ini? hal itu disebabkan :
1.
Bagi Anak
1.
Tingkat kemampuan anak dalam melipat
masih rendah.
2.
Anak kurang mampu menanggapi penjelasan
guru akibatnya tidak ada yang bertanya dan kurang memperhatikan.
3.
Belum semua anak bisa melipat pesawat.
2.
Bagi Guru
Permasalahan anak tersebut diatas disebabkan :
a)
Penjelasan materi itu terlalu cepat dan
anak masih bingung.
b)
Pelaksanaan materi pembelajaran tidak
menggunakan alat peraga.
c)
Pemberian motivasi dan waktu untuk
bertanya masih kurang.
- Siklus I
a. Perencanaan
1) Rencana
Perencanaan tindakan perbaikan pada siklus II dilandasi
setelah mengetahui refleksi pada siklus I. Maka peneliti mengadakan perbaikan
pembelajaran siklus II, dengan membuat rancangan perbaikan pembelajaran sebagai
berikut :
a) Merancang rencana pembelajaran
b) Merumuskan tujuan perbaikan
c) Menyiapkan alat peraga
d) Merancang langkah perbaikan
e) Merancang lembar kerja/ kertas lipat
f) Merancang lembar pengamatan
g) Merancang penilaian
2) Tindakan Perbaikan
Agar
rencana perbaikan pembelajaran pada materi melipat pesawat tidak berhasil, maka
tindakan perbaikan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Materi melipat banyak diberikan
contoh-contoh yang lain.
2.
Anak diberi tugas-tugas yang sudah bisa
melipat sendiri.
3.
Dalam menjelaskan materi penggunaan
pendekatan komunikatif
3) Langkah-Langkah Perbaikan
Langkah-langkah
perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus II tentang membuat
lipatan yaitu dengan cara :
a.
Dalam menjelaskan materi anak mengamati
bentuk lipatan yang di demonstrasikan.
b.
Anak diberi suatu permasalahan untuk
diselesaikan (lipatan)
c.
Guru banyak member contoh bentuk lipatan
d.
Penyajian tanya jawab tentang
permasalahan yang dihadapi
e.
Anak mengerjakan tugas dari guru
f.
Pemberian tugas untuk dikerjakan secara
teliti
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan
perbaikan pembelajaran dengan prosedur :
1. Guru menyiapkan perbaikan pembelajaran dengan
prosedur
2. Guru mengadakan persepsi tentang materi yang lalu
3. Pelaksanaan kegiatan inti dengan pendekatan
komunikatif
Dengan cara yaitu :
1.
Menjelaskan materi dengan cara member
banyak contoh
2.
Guru mendemonstrasikan melipat pesawat.
3.
Anak dicoba untuk membuat lipatan
sendiri
4.
Anak menyerahkan lipatan yang sudah jadi
yang dibuatnya.
5.
Guru mengadakan evaluasi dengan
menghitung beberapa menit
6.
Anak selesai melipat, kemudian
menganalisa dan member nilai dan tindak lanjut
c. Pengamatan
Untuk
menemukan berbagai kekurangan, maka dalam tindakan perbaikan iadakan pengamatan
selain oleh peneliti sebagai guru maupun bantuan teman sejawat, adapun yang
diamati adalah :
1.
Anak
a.
Konsentrasi anak dalam penjelasan guru
b.
Motivasi anak dalam melihat contoh
lipatan
c.
Kemampuan anak dalam membuat lipatan
d.
Kemampuan anak dalam bertanya tentang
materi yang belum jelas.
e.
Kegiatan anak dalam mengerjakan tugas
2.
Guru
a.
Penyampaian tujuan pembelajaran
b.
Penerapan dan penggunaan pendekatan
komunikatif
c.
Penjelasan guru tentang materi
d.
Lipatan yang salah ditunjukkan guru
kepada anak
e.
Pemberian motovasi dan pertanyaan kepda anak
f.
Penggunaan alat peraga yang jelas
g.
Pemberian penguatan
h.
Pelaksanaan tindak lanjut
d. Refleksi
Setelah
selesai kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dari hasil analisa nilai
dapat diketahui ketuntasan mencapai 100 %, hal itu disebabkan karena kemampuan anak
tuntas, dukungan dari keluarga dangan tingkat pendidikan orang tua yang rendah,
sehingga orang tua dapat memberi motifasi kepada anak dalam pendidikan. Oleh
karena faktor orang tua perlu dipertimbangkan dalam keberhasilan anak-anaknya. Hasil
analisa nilai pada siklus II dari 19 anak yang dapat nilai baik 19 anak. Selain
faktor orang tua penyebab lain yaitu : adanya komunikasi yang pro aktif antara
guru dan anak diluar kelas dan dalam segala kesempatan.
Dari
penyebab-penyebab yang menjadikan hasil tingkat ketuntasan bisa maksimal (100%)
tersebut diatas, peneliti sebagai pribadi seorang guru juga sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk mengatasi dan juga peneliti menyerahkan kepada pihak
sekolah untuk diatasi, agar proses belajar mengajar bisa mencapai standar
ketuntasan yang maksimal.
Namun apabila dilihat dari hasil analisa
siklus II yang sudah mencapai nilai baik, maka dapat dikatakan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di TK Aisyiyah Gentong 02 Kec. Demak Kab. Babakan kelompok B dapat dikatakan berhasil dan sudah
memenuhi standar ketuntasan secara klasikal oleh karena itu proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh peneliti mungkin dapat diterapkan dengan harapan
pelaksanaannya dapat ditingkatkan.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1. Sebelum
Perbaikan
Sebelum diadakan perbaikan pada siklus
I, diawali dengan kegiatan belajar mengajar tentang membuat lipatan ayam yang
dilakukan untuk mengukur pemahaman, penguasaan anak terhadap materi,
menunjukkan bahwa dari 19 anak yang mendapatkan nilai B hanya 4 anak, data
tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar sangat rendah.
Dari data tersebut diatas, dibawah ini
peneliti menyajikan dalam bentuk table frekuensi nilai berikut :
Tabel 1
Hasil
Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02
Sebelum
Perbaikan
No
|
Kategori
|
Jumlah Anak
|
1.
|
Baik
|
2 anak
|
2.
|
Cukup
Baik
|
2 anak
|
3.
|
Kurang
baik
|
15 anak
|
|
Jumlah
|
19 anak
|
Tabel II
Hasil
Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02
Siklus
I
No
|
Kategori
|
Jumlah Anak
|
1.
|
Baik
|
7 anak
|
2.
|
Cukup
Baik
|
1 anak
|
3.
|
Kurang
baik
|
11 anak
|
|
Jumlah
|
19 anak
|
2. Penelitian
Siklus I
Setelah mengetahui hasil proses belajar
mengajar sebelum perbaikan yang hasilnya belum memenuhi standart ketuntasan (42%),
maka peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dengan menggunakan alat peraga
yang jelas (contoh lipatan) yang lebih baik dan benar. Dengan metode
demonstrasi dan pemberian tugas maka hasilnya meningkat yaitu yang mendapatkan
nilai B menjadi 8 anak.
Tabel III
Hasil
Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02
Siklus
II
No
|
Kategori
|
Jumlah Anak
|
1.
|
Baik
|
10 anak
|
2.
|
Cukup
Baik
|
9 anak
|
3.
|
Kurang
baik
|
0 anak
|
|
Jumlah
|
19 anak
|
Gambar 1
Hasil Frekuensi Kreativitas Kelompok B
TK Aisyiyah Gentong
Siklus II
Grafik Siklus II
Grafik Hasil Belajar Siklus 2
Tabel 3
Hasil Evaluasi Kreatifitas Kelompok B TK
Aisyiyah Gentong 02
Siklus II
No
|
Kategori
|
Pra Siklus
|
Siklus
1
|
Siklus 2
|
|
|||
|
|
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
|
1.
|
Kemapuan
sesuai
indikator
|
2
|
10,5 %
|
7
|
37 %
|
10
|
52.5 %
|
|
2.
|
Kemampuan
sedang atau
rata-rata
|
2
|
10,5 %
|
1
|
5 %
|
9
|
47,5 %
|
|
3.
|
Belum
sesuai indikator
|
15
|
79 %
|
11
|
58%
|
0
|
0%
|
|
Jumlah
|
19
|
100 %
|
19
|
100%
|
19
|
100%
|
|
Dalam
tabel dapat diketahui bahwa perbaikan kreatifitas menggunakan keterampilan
melipat yang dilakukan kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02 telah berhasil dengan baik
dalam 2 siklus, hal itu terbukti sudah mencapai 52.5 %, kreatifitas cukup 47.5 %,
kreatifitas kurang 0 %.
Berdasarkan
refleksi dari data penemuan dikatakan bahwa dengan meningkatkan kreatifitas
melalui ketrampilan melipat anak TK Aisyiyah Gentong 02 kelompok B sudah
mempunyai kemampuan tentang materi yang biasa disampaikan oleh guru yang
memberikan pembelajaran walaupun belum mencapai ketuntasan secara optimal yaitu
baik 100 % dari jumlah siswa 19 anak.
3.
Penelitian
Siklus II
Dengan
mengamati hasil perbaikan pembelajaran pada siklus yang hasilnya belum memuaskan, maka peneliti
mengadakan penelitian tindakan kelas siklus II dengan strategi pembelajaran
yaitu mengadakan pendekatan komunikasi, dengan penyajian tanya jawab materi,
secara terbuka anak diajak memikirkan tugas seadanya sebagai sebagai latihan
sebelum melakukan kegiatan melipat yang sebenarnya. Diamati dan dievaluasi
pelaksanaannya anak mengamati lipatan yang didemonstrasikan guru dan akan
diberi tugas untuk melaksanakan tugas tersebut. Kemudian di akhir pertemuan
setelah dievaluasi hasilnya menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan nilai baik
dan cukup baik 19 anak dari jumlah 19 anak yaitu mencapai 100 %.
B.
Pembahasan
1.
Sebelum
Penelitian
Pada kegiatan belajar mengajar
sebelum perbaikan, kemampuan anak tentang upaya meningkatkan kreatifitas
melalui keterampilan melipat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dan hasil
penilaian perbaikan sangat rendah sekali, karena masih jauh dari harapan guru. Permasalahan
tersebut dikarenakan tingkat kemampuan melipat masih sangat rendah.
Pada pertemuan awal guru tidak
mengemukakan tujuan pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan
pemberian tugas saja tanpa menggunakan alat peraga, sehingga anak kurang
memahami pelajaran dan tidak mampu atau takut bertanya tentang materi yang
belum jelas.
Maka hasil yang dicapai dari 19 anak
yang mendapatkan nilai baik hanya 4 anak.
Melihat data tersebut di atas peneliti mengadakan penelitian keadaan
kelas pada siklus I untuk mengadakan perbaikan pembelajaran.
2.
Perbaikan
Pembelajaran Siklus I
Setelah mengamati perolehan nilai
pada sebelum perbaikan sesusai harapan peneliti, maka peneliti kemudian
mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Agar proses pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman anak tentang upaya meningkatkan kreatifitas melalui
ketrampilan melipat maka pada perbaikan pembelajaran siklus I ini peneliti
mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan
member bermacam-macam contoh lipatan yang sudah jadi.
Penggunaan metode demonstrasi dan
pemberian contoh lipatan yang sudah jadi dapat menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman anak terhadap materi pelajaran. Terbukti pada latihan melipat kertas
dengan menggunakan kertas berwarna-warni ternyata anak sangat tertarik untuk
mengikuti dan ternyata anak yang mendapat nilai baik meningkat menjadi 8 anak. Namun
hal itu belum menunjukkan hasil standar ketentuan yang diterapkan. Oleh karena
itu, peneliti menganggap bahwa pembelajaran perlu diulang kembali dengan
menggunakan metode dan alat yang tepat. Karena penerapan metode demonstrasi dan
pemberian tugas belum mencapai nilai standar ketentuan klasikal yang
diharapkan.
3.
Perbaikan
Pembelajaran Siklus II
Pada siklus II ini peneliti
mengupayakan agar penguasaan anak terhadap materi melipat dapat dilaksanakan
dengan baik. Oleh karena itu, peneliti pada siklus II menggunakan pendekatan
komunikatif dengan kegiatan pembelajaran menggunakan system yaitu meningkatkan
kreatifitas melalui melipat dengan percakapan sehingga tersentuh hatinya, jika tidak
takut mengerjakan sendiri. Oleh karena itu, anak mau mengumpulkan pekerjaannya
atau lipatannya, guru memberikan sanjungan, penguatan motivasi agar dalam
mengerjakan tugas nanti mandiri dengan hasil yang baik.
Dengan strategi yang diterapkan
diatas peneliti mendeteksi hasil ketuntasan yang diharapkan karena semula hasil
pada siklus I hanya 37%, pada siklus II mencapai 100 % dari jumlah anak.
Melalui hasil mencapai 100% pada
siklus II sebenarnya sudah mencapai ketuntasan yang maksimal yaitu 100%. Hal itu
peneliti sadar bahwa materi meningkatkan kreatifitas melalui melipat tentunya
berbeda-beda cara penerapannya, dan ini juga
dipengaruhi oleh dukungan orang tua dirumah. Peran serta orang tua sangat
berpengaruh terhadap intelegensi putra putrinya, sebab setelah dilihat dari
hasil pengamatan peneliti bahwa anak yang belum tuntas adalah berasal dari
keluarga kurang perhatian. Sehingga pemberian motivasi terhadap anak-anaknya
masih kurang. Penyebab lain mengapa dulu pembelajaran di TK Aisyiyah Gentong 02
belum bisa maksimal karena suasana gaduh dari luar kelas yaitu wali murid yang
menunggu anaknya, sehingga konsentrasi anak waktu belajar kurang nyaman.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah
dicapai oleh anak, baik pada sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan
perbaikan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar khusunya pada bidang pengembangan fisik motorik/ kemampuan melipat
dengan kertas yang pelaksanaannya menggunakan pendekatan komunikatif,
pembelajaran dilakukan dan dengan metode demonstrasi, tanya jawab dan pemberian
tugas serta evaluasinya adalah pengamatan dan penilaian kualitatif yaitu B
(baik), C (cukup), K (kurang). Jadi proses pembelajarannya mengamati, tanya
jawab, praktik langsung dengan kertas berwarna akan berhasil dengan baik.
Adapun hasil yang dicapai oleh anak
selama pembelajaran sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan perbaikan siklus
II adalah sebagai berikut :
1.
Sebelum perbaikan yaitu dari 19 anak
yang mendapat nilai B = 2, C = 2, K = 15.
2.
Perbaikan pembelajaran siklus I dari 19
siswa yang mendapatkan nilai B = 7, C = 1, K = 11.
3.
Perbaikan pembelajaran siklus I dari 19
siswa yang mendapatkan nilai B = 10, C = 9, K = 0.
Melihat hasil yang dicapai diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran sebelum
perbaikan, perbaikan siklus I terjadi peningkatan pada siklus II mencapai
ketuntasan 100% dari anak yang ada. Hal ini membuat pengamatan peneliti menyatakan
bahwa anak tuntas kecapaiannya sudah maksimal, dan peran serta dukungan orang
tua dalam memotivasi anaknya sudah baik.
Keberhasilan
pendidikan tidak hanya terletak pada pribadi seorang guru saja, akan tetapi
orang tua juga sangat menentukannya. Sebaliknya ketidakberhasilan perbaikan
pembelajaran juga tergantung pada tempat kegiatan belajar mengajar, tergantung
juga keadaan kelas, lingkungan sekolah juga ikut menentukan berhasil tidaknya
pembelajaran.
Pengalaman
peneliti saat terjadi proses belajar mengajar pada upaya meningkatkan
kreatifitas melalui ketrampilan melipat yaitu pada awal pertemuan peneliti
merasa canggung untuk menyampaikan pembelajaran. Karena untuk menyampaikan
materi kurang persiapan yang matang, tidak menggunakan alat peraga hanya metode
ceramah bervariasi, tanyajawab sehingga hasilnya sangat rendah. Pada perbaikan
siklus I peneliti optimis karena pelaksanaan pembelajaran sudah mengadakan
persiapan agak matang. Dengan alat peraga macam-macam lipatan dan contoh
lipatan, metode demonstrasi dan tanyajawab hasilnya meningkat. Pada perbaikan
siklus II proses pembelajaran sangat menyenangkan karena anak diajak melipat
dengan cara langkah demi langkah secara individu maupun kelompok/ sambil
bersama-sama bahkan sambil menyanyi “Senyum Manismu Itu Lihatkanlah” tak terasa
melipatnya tahu-tahu lipatan sudah jadi dan bagus sekali.
B. Saran
Dalam menyampaikan pembelajaran dapat
berhasil dengan baik hendaknya materi dikuasai terlebih dahulu sebelum guru
berdiri didepan kelas agar membuat
perencanaan yan
g matang antara lain :
1.
Bahan atau materi pembelajaran yang akan
disampaikan disiapkan terlebih dahulu agar didepan kelas tidak canggung,
menarik perhatian anak dan percaya diri.
2.
Memilih metode yang akan digunakan yaitu
efektif dapat menarik anak dan disesuaikan dengan materi.
3.
Menggunakan alat peraga, proses
pembelajaran tanpa alat peraga akan sulit diterima atau dipahami anak karena anak
hanya membayangkan.
Setelah
perencanaan matang, kemudian guru melaksanakan rencana itu di depan kelas. Guru
menggunakan langkah-langkah serta strategi baik dan tepat. Setelah selesai
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hendaknya guru mengumpulkan data dan
nilai untuk dijadikan pedoman materi mana yang belum dikuasai oleh anak untuk
direfleksi dan dipecahkan masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sub Direktorat Pembinaan
Taman Kanak-kanak.1994. Petunjuk Teknis Proses Belajar
Mengajar Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud
Kartini Kartono. 2003.
Psikology Anak (Psikolog Perkembangan). Bandung : CV Mandar Maju
Raka Joni, Kardiawarman,
Hadi Subroto. 1998. Pelatihan Keadaan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka
Suemarti Patmanaodewo.
2000.Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Moeslichatun R. 1999
Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Jakarta : Pusat Perkebunan Departemen Pendidikan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta
Wardani dkk.2004.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka
Pamadhi Hajar, Evan
Suhardi,S.2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Coople dan Brecame (2008) Startegi
Pembelajaran TK hal.5.8 jakarta : Universitas Terbuka.
Hill Patry Smith (2009) Bermain dan
Permainan Anak hl. 1.7. Jakarta : Universitas Terbuka.
Khafidoh (2013) Pemantapan Kemampuan Profesional
1.1.
Sujiono Bambang, dkk (2009) Metode
Pengembangan Fisik hal 1.14. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sujiono Bambang, dkk (2009) Metode
Pengembangan Fisik hal 1.3. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim PKP PG
PAUD (2013) Panduan
Pemantapan Kemampuan Profesional.
Jakarta : Universitas
Terbuka.
Wardhani Igak, Wihardit Kuswaya (2010) Penelitian
Tindakan Kelas hal. 1.19-21. Jakarta : Universitas Terbuka.