Selasa, 31 Maret 2015

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional dalam Menunjukkan Sikap Toleransi dengan Metode Reward Stiker Senyum pada Anak Usia 3 -4








LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional dalam Menunjukkan Sikap Toleransi dengan Metode Reward Stiker Senyum pada Anak Usia 3 sampai 4 Tahun di Kelompok Bermain Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015


Disusun Oleh :
NAYSHELA
95452544


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT SEMARANG POKJAR SEMARANG UTARA
TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak dengan dunia mereka sendiri. Anak usia dini bukan miniatur orang dewasa. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, memiliki rentang daya konsentrasi pendek, dan merupakan anak dengan sifat egosentris.
         Masa usia dini merupakan masa dimana anak tumbuh dan berkembang secara pesat. Masa usia dini merupakan masa potensial bagi anak untuk belajar. Setiap aspek perkembangan yang harus dilalui anak dapat diupayakan secara maksimal pada masa usia dini. Masa usia dini sering disebut sebagai masa golden age atau masa emas. Masa usia dini sering disebut juga sebagai masa peka. Aspek-aspek perkembangan yang meliputi nilai agama dan moral, fisik motorik kasar dan halus, kognitif, bahasa, dan sosial emosional dapat dirangsang secara optimal pada masa usia dini.
Pendidikan anak usia dini menjembatani orang tua untuk memberikan rangsangan bagi perkembangan anak. Dengan adanya pendidikan anak usia dini, setiap anak diharapkan dapat mencapai tahap-tahap perkembangan secara optimal.
Pendidikan anak usia dini merupakan wadah bagi anak untuk mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki, dan merupakan tempat bagi anak untuk belajar bersosialisasi. Pendidikan anak usia dini memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan usia dan kemampuan yang dimiliki.
         Masalah mungkin saja terjadi dalam setiap tahap perkembangan anak. Masalah yang muncul dapat meliputi semua aspek perkembangan yang harus dilalui anak, baik itu agama dan moral, fisik motorik,kognitif, bahasa, maupun sosial emosional.
Anak usia dini terutama anak usia 3 sampai 4 tahun, menurut Piaget merupakan anak yang berada dalam tahap perkembangan praoperasional dengan karakteristik egosentris, bingung antara kejadian-kejadian fisik dan psikologis, tidak mampu melakukan konservasi, tidak mampu membalikkan kejadian, lebih mempercayai persepsi dibandingkan logika, dan berpikir transduktif, yaitu penalaran yang melibatkan fakta-fakta yang saling tidak berhubungan.
Anak usia 3 sampai 4 tahun masih berpikir bahwa seluruh dunia ini adalah miliknya, mereka belum mengerti bahwa ada orang lain yang memiliki kebutuhan dan hak yang sama dengan mereka. Banyak dari anak usia 3 sampai 4 tahun yang belum mampu untuk menunjukkan sikap toleransi terhadap kepentingan dan kebutuhan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode yang mampu memberikan pengajaran pada anak usia tersebut agar mereka memiliki kemampuan dalam kepekaan emosi terutama dalam hal menunjukkan sikap toleransi terhadap orang lain disekitarnya.
Peneliti telah mengadakan observasi ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran terhadap perilaku peserta didik usia 3 sampai 4 tahun di lembaga Kelompok Bermain Mutiara Hati Semanding  Kabupaten Semarang yang tidak sesuai dengan indikator pembelajaran yang diinginkan.Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang sudah dibuat sebelumnya, dengan menggunakan teknik, metode, strategi, dan media pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya, ditemukan beberapa masalah yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran dapat disimpulkan menjadi beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :
a.       Masalah Nilai Agama dan Moral, yaitu ada peserta didik yang tidak berdoa sesuai dengan harapan yang diinginkan dalam indikator yang tercantum dalam RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu berdoa sebelum kegiatan.
b.      Masalah Bahasa, yaitu ada peserta didik yang tidak mau berbagi cerita dengan teman yang lain. Hal ini tidak sesuai dengan indikator bahasa yang sudah ditentukan dalam RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu menceritakan pengalaman yang dialami dengan bahasa sederhana.
c.       Masalah Kognitif, yaitu ada peserta didik yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan benar. Ada yang belum bisa mengelompokkan dengan benar. Hal ini tidak sesuai dengan indikator yang tercantum pada RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu memahami perbedaan dari dua hal dari jenis yang sama.
d.      Masalah Sosial Emosional yaitu banyak peserta didik yang tidak bisa mendengar penjelasan pendidik dengan baik, tidak mau mengikuti aturan main, dan tidak sabar saat menunggu giliran main, serta belum menunjukkan sikap toleransi. Hal ini tidak sesuai dengan indikator yang tercantum dalam RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerjasama dalam kelompok.
          Masalah utama yang muncul berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah masalah sosial emosional terutama dalam indikator menunjukkan sikap toleran dalam mengikuti kegiatan pijakan saat bermain.Masalah tersebut muncul disetiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
B.     Rumusan Masalah
          Rumusan masalah yang muncul yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam menunjukkan sikap toleransi dengan menggunakan metode reward stiker senyum pada anak usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.
C.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam menunjukkan sikap toleransi pada anak usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain . Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode reward stiker senyum pada tahun ajaran 2014/2015.
D.    Manfaat Hasil Penelitian
1.      Untuk pendidik
          Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan keberhasilan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dalam kurikulum pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatanharian yang sudah dibuat sebelumnya, tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan indikator yang sudah direncanakan, dan hasil belajar dapat dicapai secara maksimal.
2.      Untuk Peserta Didik
          Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam menunjukkan sikap toleransi yang belum bisa memenuhi standar tingkat capaian perkembangan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.      Untuk Lembaga
          Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran dalam lembaga, yang dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan kredibelitas dan kepercayaan orang tua/wali murid dan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan oleh lembaga.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Kemampuan Sosial Emosional
Kemampuan sosial merupakan kecakapan seorang anak merespon dan mengikat perasaan dengan perasaan positif, dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menarik perhatian mereka. Didalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial dimana dia berada. Tuntutan sosial yang dimaksud adalah anak dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya, dan cenderung menjadi anak yang mudah bergaul.(Siti Aisyah, dkk : 2007)

KecerdasanEmosional atau yang biasa dikenal dengan EQ(emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya. Dalam hal ini mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/kecerdasanemosional)

 Kemampuan sosial emosional anakadalah kemampuan anak untuk mengelola emosi dirinya dengan orang lain yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia serta kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain sehingga ia bisa berinteraksi dengan baik dengan teman-teman sebaya atau dengan orang dewasa di lingkungan sekitarnya.
Periode perkembangan dan karakteristik sosial emosional anak usia dini berdasarkan menu pembelajaran yang dikembangkan oleh Direktorat PADU Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta yang dikutip oleh Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati (2004) adalah :
1.      Mulai senang bergaul dengan teman
2.      Meniru kegiatan orang dewasa
3.      Memperlihatkan rasa cemburu
4.      Mulai menunjukkan perasaan berharga
5.      Mulai dan mampu menahan tangis dan tawa
6.      Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
7.      Mulai mandiri dalam mengerjakan tugas

B.     Sikap Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup.(https://ultimatesammy.wordpress.com/2013/03/23/pengertian-sikap-dan-perilaku-toleransi)
Tingkat capaian perkembangan sosial emosional anak usia 3 sampai 4 tahun berdasarkan Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang standar PAUD adalah :
1.      Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan.
2.      Bersabar menunggu giliran.
3.      Mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok.
4.      Mulai menghargai orang lain.
5.      Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau diperlakukan berbeda.
6.      Mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan.



C.     Metode Pembelajaran PAUD
Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan) , cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan.Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU sisdiknas, 2003)
Ahmad Juanda (2013) mengatakan bahwa metode pembelajaran PAUD dapat diartikan sebagai cara yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran anak usia dini, yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (http://wahmad2810.blogspot.com/2013/11/metode-pembelajaran-paud.html)
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini menurut Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2004) adalah sebagai berikut :
1.      Metode bercakap-cakap
          Bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru, antara anak dengan anak secara monolog dan dialog.
2.      Metode demonstrasi
          Demonstrasi adalah cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
3.      Metode pemberian tugas
          Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan pada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas.
4.      Metode bermain
   Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur, dan bahan mainan yang terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa.
Metode pembelajaran pengembangan sosial emosional di PAUD menurut Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati (2004) meliputi :
1.      Empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, untuk mengerti pandangan dan perasaan orang terseut atau untuk mengalami, seperti apa yang dialami orang tersebut.
2.      Afiliasi, adalah kebutuhan untuk bersama orang lain.
3.      Identifikasi, adalah proses pengaruh sosial pada seseorang yang didasarkan pada keinginan untuk menjadi individu lain yang dikaguminya.
4.      Self acceptance, adalah sikap menerima diri sendiri, suatu sikap yang erat kaitannya dengan kemampuan seorang anak dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
5.      Social acceptance, adalah terpilihnya seorang anak untuk menjadi bagian dari kelompok tertentu.
6.      Penyesuaian diri, adalah istilah yang menunjukkan taraf fungsi kepribadian individu dalam lingkungannya atau keefektifan individu dalam memenuhi kebutuhan dan beradaptasi dengan lingkungannya.
7.      Tanggung jawab, merupakan salah satu perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial.
8.      Disiplin, adalah cara masyarakat mengajarkan tingkah laku moral pada anak, yaiu tingkah laku yang diterima oleh kelompokknya. Dalam penerapan disiplin ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu :
a.       aturan
b.      hukuman (punishment)
c.       konsisten
d.      ganjaran (reward)
1)      Pengertian Metode Reward
Metode reward (ganjaran) merupakan suatu bentuk teori penguatan positif yang bersumberdari teori behavioristik yang dikemukakan oleh Watson, Ivan Pavlov, dan kawan-kawan. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar adalah merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang barusebagai hasil dari interaksiantara stimulus dan respon.

Reward menurut bahasa, berasal dari bahasa inggris reward yang berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan rewardmenurut istilah ada beberapa hal, diantaranya menurut Ngalim Purnomo, reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya pekerjaannya mendapat penghargaan. Amir Dain Indrakusuma menjelaskan bahwa reward adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar maupun dalam berperilaku.(http://www.pendidikandasar.net/2014/11/pengertian-reward-dan-punishment-dalam.html)

2)      Peranan Metode Reward
Peranan rewarddalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya reward dapat menimbulkan motivasi belajar peserta didik dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan peserta didik.

Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya demi meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Maksud dari pendidik memberikan reward kepada peserta didik adalah supaya peserta didikmemperbaiki perilaku dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3)      Syarat- syarat Reward
Dalam memberikan rewardseorang pendidik hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapat reward, seorang pendidik harus selalu ingat akan maksud dari pemberian reward tersebut. Seorang peserta didik yang pada suatu ketika menunjukkan hasil lebih baik dari biasanya, mungkin sangat baik bila diberi reward.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan reward agar bisa menjadi alat pendidikan yang efektif, yakni sebagai berikut:
(a)    Guru harus betul-betul mengenal karakteristik siswa-siswanya, dan tahu menghargai dengan tepat.
(b)   Reward yang diberikan kepada seorang siswa tidak boleh menimbulkan iri hati siswa lain yang merasa pekerjaannya juga sama baiknya atau bahkan lebih baik dan tidak mendapat reward.
(c)    Dalam memberikan reward hendaklah hemat, jangan terlalu sering, karena itu bisa menghilangkan esensi atau makna reward.
(d)   Jangan terlebih dahulu menjanjikan memberi reward sebelum siswa menyelesaikan tugasnya, karena hal itu bisa menjadikan siswa terburu-buru.
(e)    Jangan sampai reward yang diberikan pada siswa berubah makna menjadi upah bagi siswa, karena hal itu tidaklah mendidik.

4)      Bentuk Reward
Reward bisa diberikan dalam bentuk benda atau barang yang disukai dan bermanfaat bagi siswa dalam belajar, maupun perbuatan atau sikap guru dalam memberi pujian.

D.    Stiker Senyum
Stiker adalah bahan yang dapat menempel sendiri atau dengan kata lain dia memiliki bahan perekat sehingga dapat ditempelkan pada benda lain. Bahan sticker pada umumnya terdiri dari dua lapis yaitu lapisan atas sebagai media untuk gambar dan lapisan bawah sebagai pelindung bahan perekatnya. Lapisan bawah ini harus kita kupas ketika kita akan menempelkan sticker ke media yang kita inginkan.(https://smsrbandung.wordpress.com/2012/01/26/stiker-adalah-b/)

         Senyum dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainaya dengan mengembangkan bibir sedikit.

         Stiker senyum merupakan stiker bergambar figur yang sedang menunjukkan ekspresi tersenyum.

         Bentuk stiker senyum dapat berupa :





E.     Anak Usia 3 sampai 4 Tahun
    Karakteristik anak usia 3 sampai 4 tahun dapat dilihat dari berbagai macam aspek perkembangan yang harus dilewatinya. Menurut Piaget yang dikutip oleh Rini Hildayani, dkk (2004) menyatakan bahwa anak usia 3 sampai 4 tahun berada dalam tahap perkembangan praoperasioanl yang dengan karakteristik egosentris, bingung antara kejadian-kejadian fisik dan psikologis, tidak mampu melakukan konservasi, tidak mampu membalikkan kejadian, lebih mempercayai persepsi dibandingkan logika, dan berpikir transduktif, yaitu penalaran yang melibatkan fakta-fakta yang saling tidak berhubungan.
          Karakteristik anak usia dini berdasarkan teori perkembangan sosial menyatakan  bahwa secara tahapan psikososial, anak usia 3 sampai  tahun masuk dalam tahap innitiative vs guilt. Anak tahap ini sudah merasa yakin bahwa ia adalah seseorang, memiliki rasa ingin tahu akan dirinya sendiri. Anak pada tahap ini mulai memasuki lingkungan sosial yang lebih luas dan mereka dituntut untuk mengembangkan perilaku yang dituntut dalam lingkungan sosialnya. Anak juga dituntut untuk mengembangkan inisiatif dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan (Erikson dan dikutip oleh Hildayani, dkk (2004)).
          Karakteristik anak usia dini menurut Hartati (2005) dan dikutip oleh Siti Aisyah, dkk (2007) adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap egosentris, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
F.      Pengelolaan Kelas
Sentra
BCCT (Beyond Centre and Circle Time) atau yang lebih dikenal dengan istilah sentra merupakan salah satu metode pengelolaan kelas yang memanfaatkan bermain sebagai sarana untuk memberikan pembelajaran pada anak dengan cara yang menyenangkan, karena berpusat pada minat dan kebutuhan anak.Metode ini di Indonesia dipopulerkan dengan istilah SELING (Sentra & Lingkaran). Metode SELING merupakan hasil penemuan Pamela C Phelps, P.Hd yang mengembangkan metode Montessori, High Scope dan Reggio Emilio. Metode SELING dikembangkan oleh Creative Center for childhood Research and training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA.
Untuk menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna membentuk keberaturan antara bermain dan belajar. Berikut ini adalah Pijakan-pijakan yang harus diikuti :
1.       Pijakan lingkungan
          Pendidik menata lingkungan yang disesuaikan dengan intensitas & densitas.
2.      Pijakan sebelum bermain
          Pendidik meminta para siswa untuk membentuk lingkaran, pendidik ada diantara para siswa sambil bernyanyi, pendidik memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema, pendidik menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain, pendidik meminta siswa masuk ke area sentra.
3.      Pijakan saat bermain
          Pendidik mempersiapkan catatan perkembangan siswa, pendidik mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa, pendidik membantu siswa jika dibutuhkan, pendidik mengingatkan siswa bila ada yang lupa atau melanggar aturan.
4.      Pijakan setelah bermain / Recalling
          Pendidik meminta siswa untuk membereskan mainan dan alat yang dipakai, pendidik meminta siswa menceritakan pengalaman bermainnya sambil menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan.
G.    Kerangka pikir
Tindakan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukan adalah mencari metode yang tepat untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional peserta didik agar dapat mencapai tingkat capaian perkembangan sesuai dengan harapan, yaitu dengan reward stiker senyum pada peserta didik yang menunjukkan sikap toleransi dengan mengikuti aturan main, bersabar, mau menghargai teman dan pendidik.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang ada adalah :
1.      Menentukan waktu perbaikan
2.      Mencari metode yang tepat untuk memperbaiki keadaan, yaitu dengan membuat stiker senyum yang rencananya akan diberikan sebagai reward bagi peserta didik yang bisa mengikuti aturan dengan baik.
3.      Membuat Rencana Kegiatan Harian perbaikan
4.      Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
5.      Melaksanakan kegiatan perbaikan
6.      Mengadakan observasi dan evaluasi terhadap kegiatan perbaikan yang dilakukan.
Hipotesis tindakanrumusan masalah yang telah ditetapkan adalah melalui metode reward stiker senyum maka terjadi peningkatan kemampuan sosial emosional dalam menunjukkan sikap toleransi pada anak usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain . Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Subjek, Tempat, Waktu, dan Lama Tindakan
1.       Subjek penelitian
        Subjek penelitian adalah peserta didik KB Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung, kelompok usia 3 sampai 4 tahun berjumlah 12 anak, yang terdiri dari 6 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan.
2.      Tempat Penelitian
         Penelitian dilakukan di ruang kelas Kelompok Bermain Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung, Kabupaten Semarang.
3.      Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada waktu semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dalam rentang waktu 1 bulan tindakan penelitian. Mulai dari melaksanakan kegiatan observasi, melakukan kegiatan perbaikan melalui 2 siklus kegiatan dan menyusun laporan hasil Penelitian.
4.      Lama Tindakan
Tindakan perbaikan dilaksanakan selama 2 siklus perbaikan yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran dengan jadwal sebagai berikut:
Siklus 1
RKH 1
RKH 2
RKH 3
RKH 4
RKH 5
02-Mar-15
03-Mar-15
04-Mar-15
05-Mar-15
06-Mar-15
Siklus 2
RKH 1
RKH 2
RKH 3
RKH 4
RKH 5
30-Mar-15
31-Mar-15
01-Apr-15
02-Apr-15
03-Apr-15

B.     Prosedur Penelitian
1.      Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 terbagi menjadi 5 Rencana Kegiatan Harian.
a.       Rencana Kegiatan Harian 1
1)      Perencanaan
          Pada tahap perencanaan, pendidik yang dalam hal ini bertindak sebagai peneliti, membuat rancangan RKH yang bermuatan pengembangan sosial emosional anak sesuai dengan tingkat capaian perkembangan anak yang tercantum dalam kurikulum agar pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan sesuai harapan.
2)      Pelaksanaan Tindakan
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, lembar obsevasi yang digunakan untuk mengukur perkembangan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam menunjukkan sikap toleransi, dan lembar observasi untuk mengukur tingkat keberhasilan pengelolaan kelas.
Setelah semua komponen diatas dipersiapkan, peneliti dibantu dengan supervisor 2 sebagai Observer melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran pengembangan kemampuan sosial emosional anak dalam menunjukkan sikap toleransi.
Tindakan perbaikan pembelajaran pengembangan kemampuan sosial emosional dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada akhir pertemuan peneliti memberikan review kepada peserta didikdengan meminta untuk menghitung seberapa banyak stiker senyum yang didapat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reward stiker senyum pada peningkatan kemampuan sosial emosional tiap peserta didik.

Gambar macam-macam stiker senyum yang akan diberikan sebagai reward



Skenario Perbaikan
Tujuan Perbaikan                    : Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam menujukkan sikap toleransi pada usia 3 sampai 4 tahun di KB  Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung
Langkah-langkah perbaikan :
a)      Pendidik memulai setiap kegiatan di semua pijakandengan menjelaskan aturan untuk mengikuti kegiatan. Aturan itu adalah mengikuti kegiatan dengan tertib, sabar menunggu giliran, dan rukun serta sayang dengan teman.
b)      Pendidik kemudian menunjukkan stiker senyum yang akan diberikan pada peserta didik yang bisa mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang dibuat.
c)      Pendidik kemudian memberikan penjelasan pada peserta didik jika mereka mengikuti aturan yang dibuat sebelumnya, maka mereka akan mendapat satu stiker senyum di setiap kegiatan, dan jika mereka tidak mau mengikuti aturan yang dibuat, maka mereka tidak akan mendapat stiker senyum dari pendidik.

Rangkaian kegiatan dalam Rencana Kegiatan Harian 1 siklus 1 adalah sebagai berikut :
a)      Kegiatan pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum.
b)      Kegiatan fisik motorik,meniru gerakan orang berenang.
c)      Pijakan lingkungan bermain di sentra alam dengan menyiapkan ragam main berupa menuang air ke dalam jerigen, meronce makaroni, memancing ikan mainan, dan mengelompokkan cangkang kerang. 
d)     Pijakan sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan mandi di rumah, pengenalan konsep : warna biru, bentuk lingkaran, angka 8 sampai 9, huruf u dan b, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
e)      Pijakan saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, rukun dengan teman, dan menunjukkan sikap toleransi.. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau menaati aturan main dan menunjukkan sikap toleransi akan mendapat satu stiker senyum.
f)       Pijakan setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling.
g)      Penutup yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar. 

3)      Observasi
a)      Pengelolaan Kelas
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/ Saran
1
Persiapan

2
Pendahuluan

3
Kegiatan :
a.       Fisik Motorik


b.      Pijakan LingkungaMain

c.       Pijakan Sebelum Main
-
Dalam menjelaskan konsep pengetahuan media kurang variatif, hendaknya media lebih beragam
d.      Pijakan Saat Main
-
Dalam menjelaskan pemberian stiker senyum kurang jelas
e.       Pijakan Setelah Main

4
Penutup


b)      Keterampilan Sosial Emosional Pendidik
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/Saran
1
Ketepatan dalam menjelaskan pada peserta didik tentang aturan main dalam sentra


2
Kreativitas dalam memberikan motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang dibuat melalui pemberian stiker senyum


kurang sesuai
Seharusnya pendidik memberi penjelasan tentang pemberian stiker senyum tidak hanya saat mulai kegitan tapi juga senantiasa mengingatkan pada peserta didik di saat kegiatan berjalan.

4)      Refleksi
Hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran siklus 1 Rencana Kegiatan Harian 1 ternyata belum menunjukkan perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam mengikuti kegiatan signifikan dan masih jauh dari harapan.Pengelolaan kelas masih kurang optimal. Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut, maka perlu ada perbaikan pada tindakan selanjutnya dengan cara sebagai berikut :
a)      Mengoptimalkan penggunaan metode yang dipakai pendidik.
b)      Lebih memotivasi peserta didik untuk mendapatkan stiker senyum.
c)      Selalu mengingatkan pada peserta didik aturan main yang dibuat pada saat kegiatan berjalan.

b.      Rencana Kegiatan Harian (RKH 2)
1)      Perencanaan
          Pada tahap perencanaan, pendidik yang dalam hal ini bertindak sebagai peneliti, membuat rancangan RKH yang bermuatan pengembangan sosial emosional anak sesuai dengan tingkat capaian perkembangan anak yang tercantum dalam kurikulum agar pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan sesuai harapan.
2)      Pelaksanaan Tindakan
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, lembar obsevasi yang digunakan untuk mengukur perkembangan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam menunjukkan sikap toleransi, dan lembar observasi untuk mengukur tingkat keberhasilan pengelolaan kelas.
Setelah semua komponen diatas dipersiapkan, peneliti dibantu dengan supervisor 2 sebagai Observer melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran pengembangan kemampuan sosial emosional anak dalam menunjukkan sikap toleransi.
Tindakan perbaikan pembelajaran pengembangan kemampuan sosial emosional dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada akhir pertemuan peneliti memberikan review kepada peserta didikdengan meminta untuk menghitung seberapa banyak stiker senyum yang didapat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reward stiker senyum pada peningkatan kemampuan sosial emosional tiap peserta didik.

Gambar macam-macam stiker senyum yang akan diberikan sebagai reward


Skenario Perbaikan
Tujuan Perbaikan                    : Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam menujukkan sikap toleransi pada usia 3 sampai 4 tahun di KB  Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung.
Langkah-langkah perbaikan :
a)      Pendidik memulai setiap kegiatan di semua pijakan dengan menjelaskan aturan untuk mengikuti kegiatan. Aturan itu adalah mengikuti kegiatan dengan tertib, sabar menunggu giliran, dan rukun serta sayang dengan teman.
b)      Pendidik kemudian menunjukkan stiker senyum yang akan diberikan pada peserta didik yang bisa mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang dibuat.
Pendidik kemudian memberikan penjelasan pada peserta didik jika mereka mengikuti aturan yang dibuat sebelumnya, maka mereka akan mendapat satu stiker senyum di setiap kegiatan, dan jika mereka tidak mau mengikuti aturan yang dibuat, maka mereka tidak akan mendapat stiker senyum dari pendidik.

   Rangkaian kegiatan dalam Rencana Kegiatan Harian 2 siklus 1 adalah sebagai berikut :
(a) Kegiatan pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum.
(b) Kegiatan fisik motorik, meniru gerakan orang berenang.
d)     Pijakan lingkungan bermain di sentra persiapan dengan menyiapkan ragam main berupa menebalkan titik-titik membentuk wadah-wadah air, bermain puzzle, menggunting bentuk gelas, mengurutkan gambar gelas dari yang terkecil sampai yang terbesar.
e)      Pijakan sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan mandi di rumah, pengenalan konsep : warna biru, bentuk lingkaran, angka 8 sampai 9, huruf u dan b, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
f)       Pijakan saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, rukun dengan teman, dan menunjukkan sikap toleransi.. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau menaati aturan main dan menunjukkan sikap toleransi akan mendapat satu stiker senyum.
g)      Pijakan setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling.
h)      Penutup yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar. 

Observasi
(a)    Pengelolaan Kelas
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/ Saran
1
Persiapan

2
Pendahuluan

3
Kegiatan :
f.                   Fisik Motorik


g.                  Pijakan LingkungaMain

h.                  Pijakan Sebelum Main

i.                    Pijakan Saat Main

j.                    Pijakan Setelah Main

4
Penutup


(b)               Keterampilan Sosial Emosional Pendidik
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/Saran
1
Ketepatan dalam menjelaskan pada peserta didik tentang aturan main dalam sentra


2
Kreativitas dalam memberikan motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang dibuat melalui pemberian stiker senyum


kurang sesuai
Seharusnya pendidik memberi motivasi pada peserta didik tentang pemberian stiker senyum terus menerus pada saat kegitan berjalan.

Refleksi
Hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran siklus 1 Rencana Kegiatan Harian 2 ternyata belum menunjukkan perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam mengikuti kegiatan signifikan dan masih jauh dari harapan. Kelemahan saya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terletak pada kurang mampunya saya mengajarkan konsep-konsep pada anak. Yang menjadi penyebab kelemahan saya tersebut adalah saya menggunakan metode yang kurang menarik minat anak, sehingga mereka kurang memperhatikan pembelajaran yang saya berikan.
Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut, maka perlu ada perbaikan pada tindakan selanjutnya dengan cara sebagai berikut :

(a) Mengoptimalkan penggunaan metode yang dipakai pendidik.
(b) Lebih memotivasi peserta didik untuk mendapatkan stiker senyum.
(c)      Selalu mengingatkan pada peserta didik aturan main yang dibuat pada saat kegiatan berjalan.

3)      Rencana Kegiatan Harian 3
   Rangkaian kegiatan dalam Rencana Kegiatan Harian 2 siklus 1 adalah sebagai berikut :
a)      Kegiatan pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai,      pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum.
b)      Kegiatan fisik motorik, meniru gerakan orang berenang.
c)      Pijakan lingkungan bermain di sentra balok dengan menyiapkan ragam main berupa lego dan balok unit.
d)     Pijakan sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan mandi di rumah, pengenalan konsep : warna biru, bentuk lingkaran, angka 8 sampai 9, huruf u dan b, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
e)      Pijakan saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, rukun dengan teman, dan menunjukkan sikap toleransi.. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau menaati aturan main dan menunjukkan sikap toleransi akan mendapat satu stiker senyum.
f)       Pijakan setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling.
g)      Penutup yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar.       

Observasi
(a)    Pengelolaan Kelas
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/ Saran
1
Persiapan

2
Pendahuluan

3
Kegiatan :
a.       Fisik Motorik


b.      Pijakan LingkungaMain

c.       Pijakan Sebelum Main

d.      Pijakan Saat Main

e.       Pijakan Setelah Main

4
Penutup


(b)   Keterampilan Sosial Emosional Pendidik
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/Saran
1
Ketepatan dalam menjelaskan pada peserta didik tentang aturan main dalam sentra


2
Kreativitas dalam memberikan motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang dibuat melalui pemberian stiker senyum


kurang sesuai
Seharusnya pendidik memberi motivasi pada peserta didik tentang pemberian stiker senyum terus menerus pada  saat kegitan berjalan.

Refleksi
Hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran siklus 1 Rencana Kegiatan Harian 3 ternyata belum menunjukkan perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam mengikuti kegiatan signifikan dan masih jauh dari harapan. Reaksi anak terhadap metode pembelajaran yang saya gunakan beragam. Ada anak yang dapat menerima metode yang saya gunakan dengan cepat, dan ada pula anak yang harus diberi pembelajaran lebih dari satu kali baru bisa mengerti, ada yang fokus memperhatikan dan ada yang kurang fokus memperhatikan pembelajaran yang diberikan.
Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut, maka perlu ada perbaikan pada tindakan selanjutnya dengan cara sebagai berikut :

(a) Mengoptimalkan penggunaan metode yang dipakai pendidik.
(b) Lebih memotivasi peserta didik untuk mendapatkan stiker senyum.
(c)    Selalu mengingatkan pada peserta didik aturan main yang dibuat pada saat kegiatan berjalan.










a.      Siklus ke 2
Skenario Perbaikan
Tujuan Perbaikan                    : Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional pada usia 3 sampai 4 tahun di KB . Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung.
Hari/Tanggal                           : Rabu/12 Nopember 2014
Hal yang perlu diperbaiki        :
1)      Aspek Perkembangan Sosial Emosional Anak :
Memperbaiki kondisi sosial emosional peserta didik yang belum mau mengikuti aturan main dan belum bisa bersabar menjadi peserta didik yang mau mengikuti aturan main dan bisa bersabar dengan memberikan stiker senyum pada peserta didik yang mau menurut dan mengikuti aturan main disetiap kegiatan, mengikuti aturan dan bersabar, dengan harapan bahwa peserta didik yang belum bisa bersabar dan tidak mau mengikuti aturan dapat mengubah perilakunya agar mendapat stiker senyum yang sudah diganti modelnya dari pendidik seperti peserta didik lain.
2)      Pengelolaan Kelas :
Pada waktu kegiatan di semua pijakan akan dimulai, dan pendidik memberikan aturan main, pendidik mengingatkan pada semua peserta didik bahwa yang bisa mengikuti aturan main dengan baik akan diberi stiker senyum oleh pendidik. Selain itu pendidik juga menambah satu densitas main sebagai tempat untuk peserta didik yang belum bisa mengikuti kegiatan main dengan teman. Pendidik juga mengingatkan pada peserta didik tentang reward yang akan diberikan pada peserta didik yang mau mengikuti aturan main dan bersabar pada saat kegiatan sedang berjalan. Densitas main yang ditambahkan berupa main menggunting kertas bergaris. Indikator/tujuan yang hendak dicapai dari densitas ini adalah menggunting garis lurus.
Langkah-langkah perbaikan :
a)      Kegiatan Pengembangan :
Pada saat kegiatan di semua pijakan akan dilaksanakan, terlebih dulu pendidik menjelaskan pada peserta didik tentang aturan main yang harus ditaati, sambil menunjukkan model stiker senyum yang sudah diganti dengan stiker senyum bergambar kartun yang nanti akan diberikan sebagai reward pada peserta didik yang bisa mengikuti aturan main yang telah ditetapkan. Harapannya adalah meningkatkan motivasi  peserta didik yang sebelumnya tidak mau mengikuti aturan menjadi mau untuk mengikuti aturan main, sehingga ke
Langkah-langkah perbaikan :
(1)   Pendidik memulai setiap kegiatan di semua pijakan dengan menjelaskan aturan untuk mengikuti kegiatan.  Aturan itu adalah mengikuti kegiatan dengan tertib, sabar menunggu giliran, dan rukun serta sayang dengan teman.
(2)   Pendidik kemudian menunjukkan stiker senyum yang sudah diganti modelnya dengan stiker senyum bergambar kartun yang akan diberikan pada peserta didik yang bisa mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang dibuat.
(3)   Pendidik kemudian memberikan penjelasan pada peserta didik jika mereka mengikuti aturan yang dibuat sebelumnya, maka mereka akan mendapat satu stiker senyum di setiap kegiatan, dan jika mereka tidak mau mengikuti aturan yang dibuat, maka mereka tidak akan mendapat stiker senyum dari pendidik.

a)      Pengelolaan Kelas
          Pada waktu kegiatan akan dimulai dari kegiatan awal, pendidik harus bisa membuat semua peserta didik duduk membuat lingkaran, dan meminta peserta didik yang belum bisa mengikuti kegiatan sesuai dengan harapan untuk duduk di dekat pendidik. Kemudian di pijakan sebelum main, pendidik menambah satu densitas main berupa main menggunting kertas bergaris.

(1)   RKH perbaikan 2

          Rangkaian kegiatan dalam Rencana Kegiatan Harian perbaikan 2 adalah sebagai berikut :
(a)    Kegiatan pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum bergambar kartun pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum sesuai pilihan mereka sendiri.
(b)   Kegiatan fisik motorik berlari sambil membawa botol sampo lalu dimasukkan ke dalam ember pada jarak 5 meter. Sebelum Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan dengan sikap yang benar, tidak mengganggu teman, dan sabar menunggu giliran akan dapat satu stiker senyum bergambar kartun sesuai pilihan mereka sendiri.
(c)    Pijakan lingkungan bermainMenyiapkan ragam main berupa telur pecah (pasangan gambar alat mandi), meronce manik-manik, menempel gambar botol sampo sesuai dengan jumlahnya, mengelompokkan gambar sabun sesuai dengan warna, dan main menggunting kertas bergaris sebagai tambahan densitas main untuk antisipasi bagi peserta didik yang tidak mau melakukan kegiatan main di densitas yang sudah disiapkan.      
(d)   Pijakan sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan mandi di rumah, pengenalan konsep : warna merah, bentuk lingkaran, angka 1 sampai 4, huruf a dan i, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan duduk di lingkaran, mendengarkan , mau bergiliran untuk bercerita, dan tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum bergambar kartun sesuai pilihan mereka sendiri.
(e)    Pijakan saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, dan rukun dengan teman. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau menaati aturan main akan mendapat satu stiker senyum bergambar kartun sesuai pilihan mereka sendiri.
(f)    Pijakan setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau membereskan mainan akan mendapat satu stiker senyumbergambar kartun sesuai pilihan mereka sendiri.
(g)   Penutup yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar. 

(2)   Observasi
(a)    Pengelolaan Kelas
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/ Saran
1
Persiapan

2
Pendahuluan

3
Kegiatan :
f.       Fisik Motorik


g.      Pijakan LingkungaMain

h.      Pijakan Sebelum Main

i.        Pijakan Saat Main

j.        Pijakan Setelah Main

4
Penutup


(d)   Keterampilan Sosial Emosional Pendidik
No
Kegiatan
Kesesuaian
Keterangan/Saran
1
Ketepatan dalam menjelaskan pada peserta didik tentang aturan main dalam sentra


2
Kreativitas dalam memberikan motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang dibuat melalui pemberian stiker senyum


Pendidik hendaknya terus menerus memotivasi peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Stiker senyum sudah cukup beragam.

(e)    Observasi Keterampilan Anak

No

Nama Anak
Aspek Perkembangan Sosial Emosional


Skor


%


Keterangan
1
2
3
1
Anung
7
77%

2
Quin
8
88%

3
Chelsea
6
66%

4
Subhan
8
88%

5
Ditya
7
77%

6
Cilla
8
88%

7
Dika
8
88%

8
Awan
7
77%

9
Fiena
7
77%

10
Lulu
8
88%

11
Rizal
6
66%

Jumlah



80
80%

Keterangan Aspek Perkembangan Sosial Emosional :
1.      Bersabar menunggu giliran.
2.      Mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok.
3.      Mulai menghargai orang lain.
Keterangan penilaian :
b.      = belum muncul, skor =1
a.       √ = mulai muncul, skor = 2
b.      ● = berkembang sesuai harapan, skor =3

(3)   Refleksi
          Hasil observasi dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran siklus 2 menunjukkan perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial emosionalnya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Rata-rata kemampuan sosial emosional peserta didik mencapai 80% dengan metode reward stiker senyum. Data juga menunjukkan bahwa kemampuan sosial emosional Rizal dan Chelsea hanya mencapai 66%. Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut,dan peningkatan kemampuan yang terjadi sudah cukup mencapai target yang diinginkan. 
C.     Pembahasan Hasil Penelitian
          Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus 1 secara umum menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik. Rata-rata kemampuan peserta didik mencapai 72%, namun untuk 2 orang peserta didik kemampuan sosial emosionalnya masih jauh berada dibawah rata-rata, yaitu 44%. Peneliti kemudian menjalankan penelitian kembali melalui siklus 2 dengan berbagai perbaikan dalam penggunaan metode reward  stiker senyum. Hasil penelitian siklus 2 menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik . Rata-rata kemampuan peserta didik mencapai 80%. Kemampuan peserta didik yang semula jauh dibawah rata-rata juga meningkat menjadi 66%. Peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik sudah cukup mencapai target yang diinginkan dalam penelitian, yaitu lebih dari 60%.
Rekapitulasi nilai hasil observasi selama penelitian ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :
Kemampuan sosem
Observasi awal
Siklus 1
Siklus 2
Rata-rata
63%
72%
80%
Rizal
33%
44%
66%
Chelsea
33%
44%
66%

          Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional peserta didik usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain . Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung dengan metode reward stiker senyum berdasarkan hasil rekapitulasi nilai pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik, terutama pada dua peserta didik yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian, yaitu Rizal dan Chelsea.









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok bermain . Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung. Rata-rata kemampuan sosial emosional peserta didik pada siklus 1 adalah sebesar 72%, meningkat 9% dari observasi awal. Rata-rata kemampuan sosial emosional peserta didik pada siklus 2 adalah sebesar 80%, meningkat 8% dari siklus 1 atau 13% dari hasil observasi awal.
2.      Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan pengingkatan kemampuan sosial emosional pada 2 peserta didik yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian, yaitu Rizal dan Chelsea. Kemampuan sosial emosional Rizal dan Chelsea pada siklus 1 sebesar 44%, meningkat 11% dari observasi awal. Kemampuan Rizal dan Chelsea pada siklus 2 sebesar 66%, meningkat 22% dari siklus 1, atau meningkat 33% dari hasil observasi awal.

B.     Saran
1.      Bagi peserta didik agar lebih meningkatkan disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, jadikan reward pendidik sebagai motivasi dalam meningkatkan kemampuan sosial emosional.
2.      Mengingat pelaksanaan penelitian ini hanya berjalan 2 siklus, maka peneliti atau guru lain diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih kompleks dan memuaskan.
3.      Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional pada kelompok usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain . Mutiara Hati Semanding  Kecamatan Selayung, dalam penelitiannya masih kurang optimal dan sempurna sebagai penelitian yang ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar