LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL
Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional
dalam Menunjukkan Sikap Toleransi dengan Metode Reward Stiker Senyum pada Anak
Usia 3 sampai 4 Tahun di Kelompok Bermain Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015
Disusun Oleh :
NAYSHELA
95452544
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT
SEMARANG POKJAR SEMARANG UTARA
TAHUN 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak
usia dini adalah anak dengan dunia mereka sendiri. Anak usia dini bukan
miniatur orang dewasa. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar, merupakan
pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, memiliki rentang daya
konsentrasi pendek, dan merupakan anak dengan sifat egosentris.
Masa usia dini merupakan masa dimana
anak tumbuh dan berkembang secara pesat. Masa usia dini merupakan masa
potensial bagi anak untuk belajar. Setiap aspek perkembangan yang harus dilalui
anak dapat diupayakan secara maksimal pada masa usia dini. Masa usia dini
sering disebut sebagai masa golden age
atau masa emas. Masa usia dini sering disebut juga sebagai masa peka.
Aspek-aspek perkembangan yang meliputi nilai agama dan moral, fisik motorik
kasar dan halus, kognitif, bahasa, dan sosial emosional dapat dirangsang secara
optimal pada masa usia dini.
Pendidikan
anak usia dini menjembatani orang tua untuk memberikan rangsangan bagi
perkembangan anak. Dengan adanya pendidikan anak usia dini, setiap anak diharapkan
dapat mencapai tahap-tahap perkembangan secara optimal.
Pendidikan
anak usia dini merupakan wadah bagi anak untuk mengembangkan segala potensi dan
bakat yang dimiliki, dan merupakan tempat bagi anak untuk belajar
bersosialisasi. Pendidikan anak usia dini memberikan kesempatan bagi anak untuk
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan usia dan kemampuan yang
dimiliki.
Masalah mungkin saja terjadi dalam
setiap tahap perkembangan anak. Masalah yang muncul dapat meliputi semua aspek
perkembangan yang harus dilalui anak, baik itu agama dan moral, fisik
motorik,kognitif, bahasa, maupun sosial emosional.
Anak
usia dini terutama anak usia 3 sampai 4 tahun, menurut Piaget merupakan anak
yang berada dalam tahap perkembangan praoperasional dengan karakteristik
egosentris, bingung antara kejadian-kejadian fisik dan psikologis, tidak mampu
melakukan konservasi, tidak mampu membalikkan kejadian, lebih mempercayai
persepsi dibandingkan logika, dan berpikir transduktif, yaitu penalaran yang
melibatkan fakta-fakta yang saling tidak berhubungan.
Anak
usia 3 sampai 4 tahun masih berpikir bahwa seluruh dunia ini adalah miliknya,
mereka belum mengerti bahwa ada orang lain yang memiliki kebutuhan dan hak yang
sama dengan mereka. Banyak dari anak usia 3 sampai 4 tahun yang belum mampu
untuk menunjukkan sikap toleransi terhadap kepentingan dan kebutuhan orang lain.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode yang mampu memberikan pengajaran pada
anak usia tersebut agar mereka memiliki kemampuan dalam kepekaan emosi terutama
dalam hal menunjukkan sikap toleransi terhadap orang lain disekitarnya.
Peneliti
telah mengadakan observasi ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran terhadap
perilaku peserta didik usia 3 sampai 4 tahun di lembaga Kelompok Bermain
Mutiara Hati Semanding Kabupaten Semarang yang tidak
sesuai dengan indikator pembelajaran yang diinginkan.Setelah melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang
sudah dibuat sebelumnya, dengan menggunakan teknik, metode, strategi, dan media
pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya, ditemukan beberapa masalah
yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Masalah-masalah
yang muncul selama proses pembelajaran dapat disimpulkan menjadi beberapa
identifikasi masalah sebagai berikut :
a. Masalah
Nilai Agama dan Moral, yaitu ada peserta didik yang tidak berdoa sesuai dengan
harapan yang diinginkan dalam indikator yang tercantum dalam RKH (Rencana
Kegiatan Harian), yaitu berdoa sebelum kegiatan.
b. Masalah
Bahasa, yaitu ada peserta didik yang tidak mau berbagi cerita dengan teman yang
lain. Hal ini tidak sesuai dengan indikator bahasa yang sudah ditentukan dalam
RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu menceritakan pengalaman yang dialami
dengan bahasa sederhana.
c. Masalah
Kognitif, yaitu ada peserta didik yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan
benar. Ada yang belum bisa mengelompokkan dengan benar. Hal ini tidak sesuai
dengan indikator yang tercantum pada RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu
memahami perbedaan dari dua hal dari jenis yang sama.
d. Masalah
Sosial
Emosional yaitu banyak peserta didik yang tidak bisa mendengar penjelasan
pendidik dengan baik, tidak mau mengikuti aturan main, dan tidak sabar saat
menunggu giliran main, serta belum menunjukkan sikap toleransi. Hal ini tidak
sesuai dengan indikator yang tercantum dalam RKH (Rencana Kegiatan Harian), yaitu
mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerjasama dalam kelompok.
Masalah utama yang muncul berdasarkan
hasil observasi selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah
masalah sosial emosional terutama dalam indikator menunjukkan sikap toleran
dalam mengikuti kegiatan pijakan saat bermain.Masalah tersebut muncul disetiap
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang muncul yaitu
bagaimana meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam menunjukkan sikap
toleransi dengan menggunakan metode reward stiker senyum pada anak usia 3
sampai 4 tahun di Kelompok Bermain Mutiara
Hati Semanding Kecamatan Selayung Kabupaten Semarang tahun
2014/2015.
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam
menunjukkan sikap toleransi pada anak usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain
. Mutiara
Hati Semanding Kecamatan Selayung Kabupaten
Semarang dengan menggunakan metode reward stiker senyum pada tahun ajaran 2014/2015.
D. Manfaat
Hasil Penelitian
1. Untuk
pendidik
Hasil penelitian bermanfaat untuk
meningkatkan keberhasilan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan dalam kurikulum pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatanharian yang sudah dibuat
sebelumnya, tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan indikator yang
sudah direncanakan, dan hasil belajar dapat dicapai secara maksimal.
2. Untuk
Peserta Didik
Hasil penelitian bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam menunjukkan sikap
toleransi yang belum bisa memenuhi standar tingkat capaian perkembangan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Untuk
Lembaga
Hasil penelitian bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran dalam lembaga, yang dapat dijadikan
referensi untuk meningkatkan kredibelitas dan kepercayaan orang tua/wali murid
dan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan oleh lembaga.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Kemampuan
Sosial Emosional
Kemampuan
sosial merupakan kecakapan seorang anak merespon dan mengikat perasaan dengan
perasaan positif, dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menarik perhatian
mereka. Didalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan
yang sesuai dengan tuntutan sosial dimana dia berada. Tuntutan sosial yang
dimaksud adalah anak dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap
perkembangan dan usianya, dan cenderung menjadi anak yang mudah bergaul.(Siti
Aisyah, dkk : 2007)
KecerdasanEmosional atau yang biasa dikenal
dengan EQ(emotional quotient)
adalah kemampuan seseorang
untuk menerima, menilai, mengelola, serta
mengontrol emosi dirinya dan
oranglain di sekitarnya. Dalam hal ini mengacu pada perasaan terhadap informasi
akan suatu hubungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/kecerdasanemosional)
Kemampuan sosial emosional anakadalah
kemampuan anak untuk mengelola emosi dirinya dengan orang lain yang berkenaan
dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia serta kemampuan untuk mengelola
emosi diri sendiri maupun orang lain sehingga ia bisa berinteraksi dengan baik
dengan teman-teman sebaya atau dengan orang dewasa di lingkungan sekitarnya.
Periode
perkembangan dan karakteristik sosial emosional anak usia dini berdasarkan menu
pembelajaran yang dikembangkan oleh Direktorat PADU Pendidikan Anak Usia Dini,
Jakarta yang dikutip oleh Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati (2004) adalah :
1. Mulai
senang bergaul dengan teman
2. Meniru
kegiatan orang dewasa
3. Memperlihatkan
rasa cemburu
4. Mulai
menunjukkan perasaan berharga
5. Mulai
dan mampu menahan tangis dan tawa
6. Menunjukkan
rasa sayang kepada saudara-saudaranya
7. Mulai
mandiri dalam mengerjakan tugas
B. Sikap
Toleransi
Toleransi
adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di
mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah
makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup.(https://ultimatesammy.wordpress.com/2013/03/23/pengertian-sikap-dan-perilaku-toleransi)
Tingkat
capaian perkembangan sosial emosional anak usia 3 sampai 4 tahun berdasarkan
Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang standar PAUD adalah :
1. Mulai
bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan.
2. Bersabar
menunggu giliran.
3. Mulai
menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok.
4. Mulai
menghargai orang lain.
5. Bereaksi
terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau
diperlakukan berbeda.
6. Mulai
menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan.
C. Metode
Pembelajaran PAUD
Metode
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan) , cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
diinginkan.Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU sisdiknas, 2003)
Ahmad
Juanda (2013) mengatakan bahwa metode pembelajaran PAUD dapat diartikan sebagai
cara yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran anak usia dini, yaitu
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (http://wahmad2810.blogspot.com/2013/11/metode-pembelajaran-paud.html)
Metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini menurut Yuliani Nurani
Sujiono, dkk (2004) adalah sebagai berikut :
1. Metode
bercakap-cakap
Bercakap-cakap dapat berarti
komunikasi lisan antara anak dan guru, antara anak dengan anak secara monolog
dan dialog.
2. Metode
demonstrasi
Demonstrasi adalah cara memperagakan
atau mempertunjukkan sesuatu atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
3. Metode
pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah metode
yang memberikan kesempatan pada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami
tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas.
4. Metode
bermain
Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan
yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius, lentur, dan
bahan mainan yang terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif
ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa.
Metode
pembelajaran pengembangan sosial emosional di PAUD menurut Ali Nugraha dan Yeni
Rachmawati (2004) meliputi :
1. Empati,
yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, untuk mengerti
pandangan dan perasaan orang terseut atau untuk mengalami, seperti apa yang
dialami orang tersebut.
2. Afiliasi,
adalah kebutuhan untuk bersama orang lain.
3. Identifikasi,
adalah proses pengaruh sosial pada seseorang yang didasarkan pada keinginan
untuk menjadi individu lain yang dikaguminya.
4. Self acceptance,
adalah sikap menerima diri sendiri, suatu sikap yang erat kaitannya dengan
kemampuan seorang anak dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
5. Social acceptance,
adalah terpilihnya seorang anak untuk menjadi bagian dari kelompok tertentu.
6. Penyesuaian
diri, adalah istilah yang menunjukkan taraf fungsi kepribadian individu dalam
lingkungannya atau keefektifan individu dalam memenuhi kebutuhan dan
beradaptasi dengan lingkungannya.
7. Tanggung
jawab, merupakan salah satu perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial.
8. Disiplin,
adalah cara masyarakat mengajarkan tingkah laku moral pada anak, yaiu tingkah
laku yang diterima oleh kelompokknya. Dalam penerapan disiplin ada beberapa
elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu :
a. aturan
b. hukuman
(punishment)
c. konsisten
d. ganjaran
(reward)
1) Pengertian Metode Reward
Metode reward (ganjaran) merupakan suatu bentuk teori penguatan
positif yang bersumberdari teori behavioristik yang dikemukakan oleh Watson,
Ivan Pavlov, dan kawan-kawan. Menurut teori behavioristik belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Dengan kata lain belajar adalah merupakan bentuk perubahan yang dialami
siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang barusebagai
hasil dari interaksiantara stimulus dan respon.
Reward menurut
bahasa, berasal dari bahasa inggris reward yang berarti penghargaan atau
hadiah. Sedangkan rewardmenurut istilah ada beberapa hal, diantaranya menurut
Ngalim Purnomo, reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat
merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya pekerjaannya mendapat
penghargaan. Amir
Dain Indrakusuma menjelaskan bahwa reward adalah sesuatu yang
menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik
dalam belajar maupun dalam berperilaku.(http://www.pendidikandasar.net/2014/11/pengertian-reward-dan-punishment-dalam.html)
2) Peranan
Metode Reward
Peranan rewarddalam
proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam
mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai
pertimbangan logis, diantaranya reward dapat menimbulkan motivasi belajar peserta didik dan
dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan peserta didik.
Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan
sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya
demi meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Maksud dari pendidik
memberikan reward kepada peserta
didik adalah supaya peserta didikmemperbaiki perilaku dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
3) Syarat-
syarat Reward
Dalam
memberikan rewardseorang pendidik
hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapat reward, seorang pendidik
harus selalu ingat akan maksud dari pemberian reward tersebut. Seorang peserta didik yang pada suatu ketika
menunjukkan hasil lebih baik dari biasanya, mungkin sangat baik bila diberi reward.
Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi dalam menggunakan reward agar bisa menjadi alat pendidikan yang
efektif, yakni sebagai berikut:
(a)
Guru harus betul-betul mengenal
karakteristik siswa-siswanya, dan tahu menghargai dengan tepat.
(b)
Reward yang
diberikan kepada seorang siswa tidak boleh menimbulkan iri hati siswa lain yang
merasa pekerjaannya juga sama baiknya atau bahkan lebih baik dan tidak mendapat
reward.
(c)
Dalam memberikan reward
hendaklah hemat, jangan terlalu sering, karena itu bisa menghilangkan esensi
atau makna reward.
(d)
Jangan terlebih dahulu menjanjikan
memberi reward sebelum siswa menyelesaikan tugasnya, karena hal itu bisa
menjadikan siswa terburu-buru.
(e)
Jangan sampai reward yang
diberikan pada siswa berubah makna menjadi upah bagi siswa, karena hal itu
tidaklah mendidik.
4) Bentuk
Reward
Reward
bisa diberikan dalam bentuk benda atau barang yang disukai dan bermanfaat bagi
siswa dalam belajar, maupun perbuatan atau sikap guru dalam memberi pujian.
D.
Stiker Senyum
Stiker adalah
bahan yang dapat menempel sendiri atau dengan kata lain dia memiliki bahan
perekat sehingga dapat ditempelkan pada benda lain. Bahan sticker pada umumnya
terdiri dari dua lapis yaitu lapisan atas sebagai media untuk gambar
dan lapisan bawah sebagai pelindung bahan perekatnya. Lapisan bawah ini
harus kita kupas ketika kita akan menempelkan sticker ke media yang kita
inginkan.(https://smsrbandung.wordpress.com/2012/01/26/stiker-adalah-b/)
Senyum dalam kamus besar bahasa
Indonesia berarti gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan
rasa senang, gembira, suka, dan sebagainaya dengan mengembangkan bibir sedikit.
Stiker senyum merupakan stiker
bergambar figur yang sedang menunjukkan ekspresi tersenyum.
Bentuk stiker senyum dapat berupa :
E.
Anak Usia 3 sampai 4 Tahun
Karakteristik anak usia 3 sampai 4 tahun
dapat dilihat dari berbagai macam aspek perkembangan yang harus dilewatinya.
Menurut Piaget yang dikutip oleh Rini Hildayani, dkk (2004) menyatakan bahwa
anak usia 3 sampai 4 tahun berada dalam tahap perkembangan praoperasioanl yang
dengan karakteristik egosentris, bingung antara kejadian-kejadian fisik dan
psikologis, tidak mampu melakukan konservasi, tidak mampu membalikkan kejadian,
lebih mempercayai persepsi dibandingkan logika, dan berpikir transduktif, yaitu
penalaran yang melibatkan fakta-fakta yang saling tidak berhubungan.
Karakteristik anak usia dini
berdasarkan teori perkembangan sosial menyatakan bahwa secara tahapan psikososial, anak usia 3
sampai tahun masuk dalam tahap innitiative vs guilt. Anak tahap ini
sudah merasa yakin bahwa ia adalah seseorang, memiliki rasa ingin tahu akan
dirinya sendiri. Anak pada tahap ini mulai memasuki lingkungan sosial yang
lebih luas dan mereka dituntut untuk mengembangkan perilaku yang dituntut dalam
lingkungan sosialnya. Anak juga dituntut untuk mengembangkan inisiatif dan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan (Erikson dan dikutip oleh Hildayani,
dkk (2004)).
Karakteristik anak usia dini menurut
Hartati (2005) dan dikutip oleh Siti Aisyah, dkk (2007) adalah memiliki rasa
ingin tahu yang besar, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan
berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap egosentris,
memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
F. Pengelolaan
Kelas
Sentra
BCCT
(Beyond Centre and Circle Time) atau
yang lebih dikenal dengan istilah sentra merupakan salah satu metode
pengelolaan kelas yang memanfaatkan bermain sebagai sarana untuk memberikan
pembelajaran pada anak dengan cara yang menyenangkan, karena berpusat pada
minat dan kebutuhan anak.Metode ini di Indonesia dipopulerkan dengan istilah
SELING (Sentra & Lingkaran). Metode SELING merupakan hasil penemuan Pamela
C Phelps, P.Hd yang mengembangkan metode Montessori, High Scope dan Reggio Emilio. Metode SELING dikembangkan oleh Creative Center for childhood Research and
training (CCCRT) Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida,
USA.
Untuk
menerapkan metode ini seorang guru hendaknya mengikuti pijakan-pijakan guna
membentuk keberaturan antara bermain dan belajar. Berikut ini adalah
Pijakan-pijakan yang harus diikuti :
1. Pijakan lingkungan
Pendidik menata lingkungan yang
disesuaikan dengan intensitas & densitas.
2. Pijakan
sebelum bermain
Pendidik meminta para siswa untuk
membentuk lingkaran, pendidik ada diantara para siswa sambil bernyanyi,
pendidik memulai bercerita menggunakan media yang sesuai dengan tema, pendidik
menginformasikan jenis mainan yang ada dan menyampaikan aturan bermain,
pendidik meminta siswa masuk ke area sentra.
3. Pijakan
saat bermain
Pendidik mempersiapkan catatan
perkembangan siswa, pendidik mencatat perilaku, kemampuan dan celetukan siswa,
pendidik membantu siswa jika dibutuhkan, pendidik mengingatkan siswa bila ada
yang lupa atau melanggar aturan.
4. Pijakan
setelah bermain / Recalling
Pendidik meminta siswa untuk
membereskan mainan dan alat yang dipakai, pendidik meminta siswa menceritakan
pengalaman bermainnya sambil menghitung jumlah kegiatan yang dilakukan.
G. Kerangka
pikir
Tindakan
yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah
yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan kajian pustaka
yang telah dikemukan adalah mencari metode yang tepat untuk mengembangkan
kemampuan sosial emosional peserta didik agar dapat mencapai tingkat capaian
perkembangan sesuai dengan harapan, yaitu dengan reward stiker senyum pada
peserta didik yang menunjukkan sikap toleransi dengan mengikuti aturan main,
bersabar, mau menghargai teman dan pendidik.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang ada adalah :
1. Menentukan
waktu perbaikan
2. Mencari
metode yang tepat untuk memperbaiki keadaan, yaitu dengan membuat stiker senyum
yang rencananya akan diberikan sebagai reward
bagi peserta didik yang bisa mengikuti aturan dengan baik.
3. Membuat
Rencana Kegiatan Harian perbaikan
4. Mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
5. Melaksanakan
kegiatan perbaikan
6. Mengadakan
observasi dan evaluasi terhadap kegiatan perbaikan yang dilakukan.
Hipotesis
tindakanrumusan masalah yang telah ditetapkan adalah melalui metode reward
stiker senyum maka terjadi peningkatan kemampuan sosial emosional dalam
menunjukkan sikap toleransi pada anak usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain
. Mutiara
Hati Semanding Kecamatan Selayung
Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Subjek,
Tempat, Waktu, dan Lama Tindakan
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik
KB Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung,
kelompok usia 3 sampai 4 tahun berjumlah 12 anak, yang terdiri dari 6 peserta
didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan.
2. Tempat
Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang kelas
Kelompok Bermain Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung,
Kabupaten Semarang.
3. Waktu
Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada waktu semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dalam rentang
waktu 1 bulan tindakan penelitian. Mulai dari melaksanakan kegiatan observasi, melakukan
kegiatan perbaikan melalui 2 siklus kegiatan dan menyusun laporan hasil
Penelitian.
4. Lama
Tindakan
Tindakan
perbaikan dilaksanakan selama 2 siklus perbaikan yang dilaksanakan melalui
kegiatan pembelajaran dengan jadwal sebagai berikut:
Siklus 1
|
RKH 1
|
RKH 2
|
RKH 3
|
RKH 4
|
RKH 5
|
02-Mar-15
|
03-Mar-15
|
04-Mar-15
|
05-Mar-15
|
06-Mar-15
|
|
Siklus 2
|
RKH 1
|
RKH 2
|
RKH 3
|
RKH 4
|
RKH 5
|
30-Mar-15
|
31-Mar-15
|
01-Apr-15
|
02-Apr-15
|
03-Apr-15
|
B. Prosedur
Penelitian
1. Siklus
1
Pelaksanaan
siklus 1 terbagi menjadi 5 Rencana Kegiatan Harian.
a. Rencana
Kegiatan Harian 1
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, pendidik yang
dalam hal ini bertindak sebagai peneliti, membuat rancangan RKH yang bermuatan
pengembangan sosial emosional anak sesuai dengan tingkat capaian perkembangan
anak yang tercantum dalam kurikulum agar pelaksanaannya dapat berhasil dengan
baik dan sesuai harapan.
2) Pelaksanaan
Tindakan
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman
dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, lembar obsevasi yang digunakan
untuk mengukur perkembangan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam
menunjukkan sikap toleransi, dan lembar observasi untuk mengukur tingkat keberhasilan
pengelolaan kelas.
Setelah semua komponen diatas dipersiapkan, peneliti
dibantu dengan supervisor 2 sebagai Observer melaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran pengembangan kemampuan sosial emosional anak dalam menunjukkan
sikap toleransi.
Tindakan perbaikan pembelajaran pengembangan
kemampuan sosial emosional dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada akhir
pertemuan peneliti memberikan review
kepada peserta didikdengan meminta untuk menghitung seberapa banyak stiker
senyum yang didapat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reward stiker senyum pada peningkatan
kemampuan sosial emosional tiap peserta didik.
Gambar
macam-macam stiker senyum yang akan diberikan sebagai reward
Skenario
Perbaikan
Tujuan
Perbaikan : Untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam
menujukkan sikap toleransi pada usia 3 sampai 4 tahun di KB Mutiara
Hati Semanding Kecamatan Selayung
Langkah-langkah
perbaikan :
a) Pendidik
memulai setiap kegiatan di semua pijakandengan menjelaskan aturan untuk
mengikuti kegiatan. Aturan itu adalah mengikuti kegiatan dengan tertib, sabar
menunggu giliran, dan rukun serta sayang dengan teman.
b) Pendidik
kemudian menunjukkan stiker senyum yang akan diberikan pada peserta didik yang
bisa mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang dibuat.
c) Pendidik
kemudian memberikan penjelasan pada peserta didik jika mereka mengikuti aturan
yang dibuat sebelumnya, maka mereka akan mendapat satu stiker senyum di setiap
kegiatan, dan jika mereka tidak mau mengikuti aturan yang dibuat, maka mereka
tidak akan mendapat stiker senyum dari pendidik.
Rangkaian
kegiatan dalam Rencana Kegiatan Harian 1 siklus 1 adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan
pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik
menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik
bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak
mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum.
b) Kegiatan
fisik motorik,meniru gerakan orang berenang.
c) Pijakan
lingkungan bermain di sentra alam dengan menyiapkan ragam main berupa menuang
air ke dalam jerigen, meronce makaroni, memancing ikan mainan, dan
mengelompokkan cangkang kerang.
d) Pijakan
sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan
mandi di rumah, pengenalan konsep : warna biru, bentuk lingkaran, angka 8
sampai 9, huruf u dan b, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih
ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
e) Pijakan
saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta
ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, rukun dengan
teman, dan menunjukkan sikap toleransi.. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik
menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik
bahwa yang mau menaati aturan main dan menunjukkan sikap toleransi akan
mendapat satu stiker senyum.
f) Pijakan
setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling.
g) Penutup
yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar.
3) Observasi
a) Pengelolaan
Kelas
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/
Saran
|
1
|
Persiapan
|
√
|
|
2
|
Pendahuluan
|
√
|
|
3
|
Kegiatan
:
a. Fisik
Motorik
|
√
|
|
b. Pijakan
LingkungaMain
|
√
|
|
|
c. Pijakan
Sebelum Main
|
-
|
Dalam
menjelaskan konsep pengetahuan media kurang variatif, hendaknya media lebih
beragam
|
|
d. Pijakan
Saat Main
|
-
|
Dalam
menjelaskan pemberian stiker senyum kurang jelas
|
|
e. Pijakan
Setelah Main
|
√
|
|
|
4
|
Penutup
|
√
|
|
b) Keterampilan
Sosial Emosional Pendidik
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/Saran
|
1
|
Ketepatan dalam menjelaskan pada
peserta didik tentang aturan main dalam sentra
|
√
|
|
2
|
Kreativitas dalam memberikan motivasi
pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang dibuat melalui
pemberian stiker senyum
|
kurang sesuai
|
Seharusnya pendidik memberi
penjelasan tentang pemberian stiker senyum tidak hanya saat mulai kegitan
tapi juga senantiasa mengingatkan pada peserta didik di saat kegiatan
berjalan.
|
4) Refleksi
Hasil
observasi peserta didik dalam proses pembelajaran siklus 1 Rencana Kegiatan Harian
1 ternyata belum menunjukkan perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial
emosional peserta didik dalam mengikuti kegiatan signifikan dan masih jauh dari
harapan.Pengelolaan kelas masih kurang optimal. Untuk meningkatkan kemampuan sosial
emosional kedua peserta didik tersebut, maka perlu ada perbaikan pada tindakan
selanjutnya dengan cara sebagai berikut :
a) Mengoptimalkan
penggunaan metode yang dipakai pendidik.
b) Lebih
memotivasi peserta didik untuk mendapatkan stiker senyum.
c) Selalu
mengingatkan pada peserta didik aturan main yang dibuat pada saat kegiatan
berjalan.
b. Rencana
Kegiatan Harian (RKH 2)
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, pendidik yang
dalam hal ini bertindak sebagai peneliti, membuat rancangan RKH yang bermuatan
pengembangan sosial emosional anak sesuai dengan tingkat capaian perkembangan
anak yang tercantum dalam kurikulum agar pelaksanaannya dapat berhasil dengan
baik dan sesuai harapan.
2) Pelaksanaan
Tindakan
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman
dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, lembar obsevasi yang digunakan
untuk mengukur perkembangan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam
menunjukkan sikap toleransi, dan lembar observasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan pengelolaan kelas.
Setelah semua komponen diatas dipersiapkan, peneliti
dibantu dengan supervisor 2 sebagai Observer melaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran pengembangan kemampuan sosial emosional anak dalam menunjukkan
sikap toleransi.
Tindakan perbaikan pembelajaran pengembangan
kemampuan sosial emosional dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada akhir
pertemuan peneliti memberikan review
kepada peserta didikdengan meminta untuk menghitung seberapa banyak stiker
senyum yang didapat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reward stiker senyum pada peningkatan
kemampuan sosial emosional tiap peserta didik.
Gambar
macam-macam stiker senyum yang akan diberikan sebagai reward
Skenario
Perbaikan
Tujuan
Perbaikan : Untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosional dalam menujukkan sikap toleransi pada
usia 3 sampai 4 tahun di KB Mutiara
Hati Semanding Kecamatan Selayung.
Langkah-langkah
perbaikan :
a) Pendidik
memulai setiap kegiatan di semua pijakan dengan menjelaskan aturan untuk
mengikuti kegiatan. Aturan itu adalah mengikuti kegiatan dengan tertib, sabar
menunggu giliran, dan rukun serta sayang dengan teman.
b)
Pendidik kemudian
menunjukkan stiker senyum yang akan diberikan pada peserta didik yang bisa
mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang dibuat.
Pendidik kemudian
memberikan penjelasan pada peserta didik jika mereka mengikuti aturan yang
dibuat sebelumnya, maka mereka akan mendapat satu stiker senyum di setiap
kegiatan, dan jika mereka tidak mau mengikuti aturan yang dibuat, maka mereka
tidak akan mendapat stiker senyum dari pendidik.
Rangkaian kegiatan dalam Rencana Kegiatan
Harian 2 siklus 1 adalah sebagai berikut :
(a) Kegiatan pendahuluan berdoa sebelum
belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada
peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan
kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu
stiker senyum.
(b)
Kegiatan fisik motorik, meniru gerakan orang berenang.
d) Pijakan
lingkungan bermain di sentra persiapan dengan menyiapkan ragam main berupa menebalkan
titik-titik membentuk wadah-wadah air, bermain puzzle, menggunting bentuk
gelas, mengurutkan gambar gelas dari yang terkecil sampai yang terbesar.
e) Pijakan
sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan
mandi di rumah, pengenalan konsep : warna biru, bentuk lingkaran, angka 8
sampai 9, huruf u dan b, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih
ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
f) Pijakan
saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta
ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, rukun dengan
teman, dan menunjukkan sikap toleransi.. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik
menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik
bahwa yang mau menaati aturan main dan menunjukkan sikap toleransi akan mendapat
satu stiker senyum.
g) Pijakan
setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling.
h) Penutup
yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar.
Observasi
(a) Pengelolaan
Kelas
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/
Saran
|
1
|
Persiapan
|
√
|
|
2
|
Pendahuluan
|
√
|
|
3
|
Kegiatan
:
f.
Fisik Motorik
|
√
|
|
g.
Pijakan LingkungaMain
|
√
|
|
|
h.
Pijakan Sebelum Main
|
√
|
|
|
i.
Pijakan Saat Main
|
√
|
|
|
j.
Pijakan Setelah Main
|
√
|
|
|
4
|
Penutup
|
√
|
|
(b)
Keterampilan Sosial
Emosional Pendidik
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/Saran
|
1
|
Ketepatan dalam menjelaskan pada
peserta didik tentang aturan main dalam sentra
|
√
|
|
2
|
Kreativitas dalam memberikan
motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang
dibuat melalui pemberian stiker senyum
|
kurang sesuai
|
Seharusnya pendidik memberi motivasi
pada peserta didik tentang pemberian stiker senyum terus menerus pada saat kegitan
berjalan.
|
Refleksi
Hasil observasi peserta didik dalam proses
pembelajaran siklus 1 Rencana Kegiatan Harian 2 ternyata belum menunjukkan
perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam
mengikuti kegiatan signifikan dan masih jauh dari harapan. Kelemahan saya dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran terletak pada kurang mampunya saya mengajarkan konsep-konsep pada
anak. Yang
menjadi penyebab kelemahan saya tersebut adalah saya menggunakan metode yang
kurang menarik minat anak, sehingga mereka kurang memperhatikan pembelajaran
yang saya berikan.
Untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut, maka
perlu ada perbaikan pada tindakan selanjutnya dengan cara sebagai berikut :
(a) Mengoptimalkan
penggunaan metode yang dipakai pendidik.
(b) Lebih
memotivasi peserta didik untuk mendapatkan stiker senyum.
(c) Selalu
mengingatkan pada peserta didik aturan main yang dibuat pada saat kegiatan
berjalan.
3) Rencana
Kegiatan Harian 3
Rangkaian kegiatan dalam Rencana Kegiatan
Harian 2 siklus 1 adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan
pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada
peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan
kegiatan doa dengan sikap yang benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu
stiker senyum.
b) Kegiatan
fisik motorik, meniru gerakan orang berenang.
c) Pijakan
lingkungan bermain di sentra balok dengan menyiapkan ragam main berupa lego dan
balok unit.
d) Pijakan
sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan
mandi di rumah, pengenalan konsep : warna biru, bentuk lingkaran, angka 8
sampai 9, huruf u dan b, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih
ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
e) Pijakan
saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta
ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, rukun dengan
teman, dan menunjukkan sikap toleransi.. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik
menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik
bahwa yang mau menaati aturan main dan menunjukkan sikap toleransi akan
mendapat satu stiker senyum.
f) Pijakan
setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling.
g) Penutup
yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar.
Observasi
(a) Pengelolaan
Kelas
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/
Saran
|
1
|
Persiapan
|
√
|
|
2
|
Pendahuluan
|
√
|
|
3
|
Kegiatan
:
a. Fisik
Motorik
|
√
|
|
b. Pijakan
LingkungaMain
|
√
|
|
|
c. Pijakan
Sebelum Main
|
√
|
|
|
d. Pijakan
Saat Main
|
√
|
|
|
e. Pijakan
Setelah Main
|
√
|
|
|
4
|
Penutup
|
√
|
|
(b) Keterampilan
Sosial Emosional Pendidik
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/Saran
|
1
|
Ketepatan dalam menjelaskan pada
peserta didik tentang aturan main dalam sentra
|
√
|
|
2
|
Kreativitas dalam memberikan
motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang
dibuat melalui pemberian stiker senyum
|
kurang sesuai
|
Seharusnya pendidik memberi
motivasi pada peserta didik tentang pemberian stiker senyum terus menerus
pada saat kegitan berjalan.
|
Refleksi
Hasil observasi peserta didik dalam
proses pembelajaran siklus 1 Rencana Kegiatan Harian 3 ternyata belum menunjukkan
perubahan sikap dan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik dalam
mengikuti kegiatan signifikan dan masih jauh dari harapan. Reaksi anak terhadap metode pembelajaran yang saya
gunakan beragam. Ada anak yang dapat menerima metode yang saya gunakan dengan
cepat, dan ada pula anak yang harus diberi pembelajaran lebih dari satu kali
baru bisa mengerti, ada yang fokus memperhatikan dan ada yang kurang fokus
memperhatikan pembelajaran yang diberikan.
Untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut, maka
perlu ada perbaikan pada tindakan selanjutnya dengan cara sebagai berikut :
(a) Mengoptimalkan
penggunaan metode yang dipakai pendidik.
(b) Lebih
memotivasi peserta didik untuk mendapatkan stiker senyum.
(c)
Selalu mengingatkan pada peserta
didik aturan main yang dibuat pada saat kegiatan berjalan.
a.
Siklus ke 2
Skenario
Perbaikan
Tujuan
Perbaikan : Untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosional pada usia 3 sampai 4 tahun di KB .
Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung.
Hari/Tanggal
: Rabu/12
Nopember 2014
Hal
yang perlu diperbaiki :
1) Aspek
Perkembangan Sosial Emosional Anak :
Memperbaiki
kondisi sosial emosional peserta didik yang belum mau mengikuti aturan main dan
belum bisa bersabar menjadi peserta didik yang mau mengikuti aturan main dan
bisa bersabar dengan memberikan stiker senyum pada peserta didik yang mau
menurut dan mengikuti aturan main disetiap kegiatan, mengikuti aturan dan
bersabar, dengan harapan bahwa peserta didik yang belum bisa bersabar dan tidak
mau mengikuti aturan dapat mengubah perilakunya agar mendapat stiker senyum yang
sudah diganti modelnya dari pendidik seperti peserta didik lain.
2) Pengelolaan
Kelas :
Pada
waktu kegiatan di semua pijakan akan dimulai, dan pendidik memberikan aturan
main, pendidik mengingatkan pada semua peserta didik bahwa yang bisa mengikuti
aturan main dengan baik akan diberi stiker senyum oleh pendidik. Selain itu
pendidik juga menambah satu densitas main sebagai tempat untuk peserta didik
yang belum bisa mengikuti kegiatan main dengan teman. Pendidik juga
mengingatkan pada peserta didik tentang reward yang akan diberikan pada peserta
didik yang mau mengikuti aturan main dan bersabar pada saat kegiatan sedang
berjalan. Densitas main yang ditambahkan berupa main menggunting kertas
bergaris. Indikator/tujuan yang hendak dicapai dari densitas ini adalah
menggunting garis lurus.
Langkah-langkah
perbaikan :
a) Kegiatan
Pengembangan :
Pada
saat kegiatan di semua pijakan akan dilaksanakan, terlebih dulu pendidik
menjelaskan pada peserta didik tentang aturan main yang harus ditaati, sambil
menunjukkan model stiker senyum yang sudah diganti dengan stiker senyum
bergambar kartun yang nanti akan diberikan sebagai reward pada peserta didik
yang bisa mengikuti aturan main yang telah ditetapkan. Harapannya adalah
meningkatkan motivasi peserta didik yang
sebelumnya tidak mau mengikuti aturan menjadi mau untuk mengikuti aturan main,
sehingga ke
Langkah-langkah
perbaikan :
(1) Pendidik
memulai setiap kegiatan di semua pijakan dengan menjelaskan aturan untuk
mengikuti kegiatan. Aturan itu adalah
mengikuti kegiatan dengan tertib, sabar menunggu giliran, dan rukun serta
sayang dengan teman.
(2) Pendidik
kemudian menunjukkan stiker senyum yang sudah diganti modelnya dengan stiker
senyum bergambar kartun yang akan diberikan pada peserta didik yang bisa
mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang dibuat.
(3) Pendidik
kemudian memberikan penjelasan pada peserta didik jika mereka mengikuti aturan
yang dibuat sebelumnya, maka mereka akan mendapat satu stiker senyum di setiap
kegiatan, dan jika mereka tidak mau mengikuti aturan yang dibuat, maka mereka
tidak akan mendapat stiker senyum dari pendidik.
a) Pengelolaan
Kelas
Pada waktu kegiatan akan dimulai dari
kegiatan awal, pendidik harus bisa membuat semua peserta didik duduk membuat
lingkaran, dan meminta peserta didik yang belum bisa mengikuti kegiatan sesuai
dengan harapan untuk duduk di dekat pendidik. Kemudian di pijakan sebelum main,
pendidik menambah satu densitas main berupa main menggunting kertas bergaris.
(1) RKH
perbaikan 2
Rangkaian kegiatan dalam Rencana
Kegiatan Harian perbaikan 2 adalah sebagai berikut :
(a) Kegiatan
pendahuluan berdoa sebelum belajar. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik
menunjukkan stiker senyum bergambar kartun pada peserta didik dan menjelaskan
pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa dengan sikap yang
benar dan tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum sesuai pilihan
mereka sendiri.
(b) Kegiatan
fisik motorik berlari sambil membawa botol sampo lalu dimasukkan ke dalam ember
pada jarak 5 meter. Sebelum Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan
stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang
mau melakukan kegiatan dengan sikap yang benar, tidak mengganggu teman, dan sabar
menunggu giliran akan dapat satu stiker senyum bergambar kartun sesuai pilihan
mereka sendiri.
(c) Pijakan
lingkungan bermainMenyiapkan ragam main berupa telur pecah (pasangan gambar
alat mandi), meronce manik-manik, menempel gambar botol sampo sesuai dengan
jumlahnya, mengelompokkan gambar sabun sesuai dengan warna, dan main menggunting
kertas bergaris sebagai tambahan densitas main untuk antisipasi bagi peserta
didik yang tidak mau melakukan kegiatan main di densitas yang sudah disiapkan.
(d) Pijakan
sebelum bermain berupa absen, pasang kalender, berbagi cerita tentang kebiasaan
mandi di rumah, pengenalan konsep : warna merah, bentuk lingkaran, angka 1
sampai 4, huruf a dan i, rasa manis, posisi di depan, ukuran lebih berat-lebih
ringan, tekstur lembut, melakukan kegiatan gerak dan lagu : “Ayo Pergi Mandi “.
Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta
didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau melakukan kegiatan doa
dengan duduk di lingkaran, mendengarkan , mau bergiliran untuk bercerita, dan
tidak mengganggu teman akan dapat satu stiker senyum bergambar kartun sesuai
pilihan mereka sendiri.
(e) Pijakan
saat bermain, dengan aturan main berupa sabar saat menunggu giliran bermain, meminta
ijin saat akan meminjam mainan, mau bermain dengan semua teman, dan rukun
dengan teman. Sebelum kegiatan ini dimulai, pendidik menunjukkan stiker senyum
pada peserta didik dan menjelaskan pada peserta didik bahwa yang mau menaati
aturan main akan mendapat satu stiker senyum bergambar kartun sesuai pilihan
mereka sendiri.
(f) Pijakan
setelah bermain yaitu beres-beres dan recalling. Sebelum kegiatan ini dimulai,
pendidik menunjukkan stiker senyum pada peserta didik dan menjelaskan pada
peserta didik bahwa yang mau membereskan mainan akan mendapat satu stiker
senyumbergambar kartun sesuai pilihan mereka sendiri.
(g) Penutup
yaitu cuci tangan, makan, gosok gigi, dan doa setelah belajar.
(2) Observasi
(a) Pengelolaan
Kelas
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/
Saran
|
1
|
Persiapan
|
√
|
|
2
|
Pendahuluan
|
√
|
|
3
|
Kegiatan
:
f. Fisik
Motorik
|
√
|
|
g. Pijakan
LingkungaMain
|
√
|
|
|
h. Pijakan
Sebelum Main
|
√
|
|
|
i.
Pijakan Saat Main
|
√
|
|
|
j.
Pijakan Setelah Main
|
√
|
|
|
4
|
Penutup
|
√
|
|
(d) Keterampilan
Sosial Emosional Pendidik
No
|
Kegiatan
|
Kesesuaian
|
Keterangan/Saran
|
1
|
Ketepatan dalam menjelaskan pada
peserta didik tentang aturan main dalam sentra
|
√
|
|
2
|
Kreativitas dalam memberikan
motivasi pada peserta didik agar mereka bisa mengikuti aturan main yang
dibuat melalui pemberian stiker senyum
|
√
|
Pendidik hendaknya terus menerus memotivasi
peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Stiker senyum
sudah cukup beragam.
|
(e) Observasi
Keterampilan Anak
No
|
Nama
Anak
|
Aspek Perkembangan
Sosial Emosional
|
Skor
|
%
|
Keterangan
|
||
1
|
2
|
3
|
|||||
1
|
Anung
|
●
|
√
|
√
|
7
|
77%
|
|
2
|
Quin
|
●
|
●
|
√
|
8
|
88%
|
|
3
|
Chelsea
|
√
|
√
|
√
|
6
|
66%
|
|
4
|
Subhan
|
●
|
√
|
●
|
8
|
88%
|
|
5
|
Ditya
|
√
|
√
|
●
|
7
|
77%
|
|
6
|
Cilla
|
●
|
√
|
●
|
8
|
88%
|
|
7
|
Dika
|
●
|
√
|
●
|
8
|
88%
|
|
8
|
Awan
|
√
|
●
|
√
|
7
|
77%
|
|
9
|
Fiena
|
√
|
√
|
●
|
7
|
77%
|
|
10
|
Lulu
|
●
|
●
|
√
|
8
|
88%
|
|
11
|
Rizal
|
√
|
√
|
√
|
6
|
66%
|
|
Jumlah
|
|
|
|
80
|
80%
|
|
Keterangan
Aspek Perkembangan Sosial Emosional :
1. Bersabar
menunggu giliran.
2. Mulai
menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok.
3. Mulai
menghargai orang lain.
Keterangan
penilaian :
b.
○ = belum muncul,
skor =1
a. √
= mulai muncul, skor = 2
b. ●
= berkembang sesuai harapan, skor =3
(3) Refleksi
Hasil observasi dan hasil belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran siklus 2 menunjukkan perubahan sikap
dan peningkatan kemampuan sosial emosionalnya dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Rata-rata kemampuan sosial emosional peserta didik mencapai 80%
dengan metode reward stiker senyum. Data juga menunjukkan bahwa kemampuan
sosial emosional Rizal dan Chelsea hanya mencapai 66%. Data tersebut
menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional kedua peserta didik tersebut,dan
peningkatan kemampuan yang terjadi sudah cukup mencapai target yang diinginkan.
C. Pembahasan
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan pada
siklus 1 secara umum menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta
didik. Rata-rata kemampuan peserta didik mencapai 72%, namun untuk 2 orang
peserta didik kemampuan sosial emosionalnya masih jauh berada dibawah
rata-rata, yaitu 44%. Peneliti kemudian menjalankan penelitian kembali melalui
siklus 2 dengan berbagai perbaikan dalam penggunaan metode reward stiker senyum. Hasil penelitian siklus 2
menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik . Rata-rata
kemampuan peserta didik mencapai 80%. Kemampuan peserta didik yang semula jauh
dibawah rata-rata juga meningkat menjadi 66%. Peningkatan kemampuan sosial
emosional peserta didik sudah cukup mencapai target yang diinginkan dalam
penelitian, yaitu lebih dari 60%.
Rekapitulasi
nilai hasil observasi selama penelitian ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :
Kemampuan sosem
|
Observasi awal
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Rata-rata
|
63%
|
72%
|
80%
|
Rizal
|
33%
|
44%
|
66%
|
Chelsea
|
33%
|
44%
|
66%
|
Penelitian Tindakan Kelas untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosional peserta didik usia 3 sampai 4 tahun di
Kelompok Bermain . Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung dengan metode reward
stiker senyum berdasarkan hasil rekapitulasi nilai pada siklus 1 dan siklus 2
menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional peserta didik, terutama pada
dua peserta didik yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian, yaitu Rizal dan
Chelsea.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil
penelitian tindakan kelas menunjukkan peningkatan kemampuan sosial emosional
peserta didik usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok bermain .
Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung.
Rata-rata kemampuan sosial emosional peserta didik pada siklus 1 adalah sebesar
72%, meningkat 9% dari observasi awal. Rata-rata kemampuan sosial emosional
peserta didik pada siklus 2 adalah sebesar 80%, meningkat 8% dari siklus 1 atau
13% dari hasil observasi awal.
2. Hasil
penelitian tindakan kelas menunjukkan pengingkatan kemampuan sosial emosional
pada 2 peserta didik yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian, yaitu Rizal
dan Chelsea. Kemampuan sosial emosional Rizal dan Chelsea pada siklus 1 sebesar
44%, meningkat 11% dari observasi awal. Kemampuan Rizal dan Chelsea pada siklus
2 sebesar 66%, meningkat 22% dari siklus 1, atau meningkat 33% dari hasil
observasi awal.
B. Saran
1. Bagi
peserta didik agar lebih meningkatkan disiplin dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, jadikan reward pendidik sebagai motivasi dalam meningkatkan
kemampuan sosial emosional.
2. Mengingat
pelaksanaan penelitian ini hanya berjalan 2 siklus, maka peneliti atau guru
lain diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih
kompleks dan memuaskan.
3. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional pada
kelompok usia 3 sampai 4 tahun di Kelompok Bermain .
Mutiara Hati Semanding Kecamatan Selayung,
dalam penelitiannya masih kurang optimal dan sempurna sebagai penelitian yang
ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar